Menurut Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto, masih perlu pertimbangan matang untuk merealisasikan hal ini.
"Banyak faktor yang mempengaruhi bengkaknya subsidi BBM sehingga rencana itu masih perlu ditimbang, apakah akan sangat mempengaruhi beban keuangan negara ke depan atau tidak," ujar Sugeng lewat keterangan resminya, Kamis (30/5).
Legislator Partai Nasdem itu melanjutkan, saat ini Indonesia terkena double hit yakni nilai tukar rupiah terhadap dolar yang tembus 16 ribuan, serta nilai impor minyak mentah maupun BBM yang diprediksi akan naik.
"Soal harga BBM, tiga aspek harus kita perhatikan. Pertama, adalah kemampuan atau daya beli masyarakat. Kedua, adalah kemampuan keuangan negara. Dan ketiga, jangan salah, kemampuan juga BUMN yang mendapat penugasan," ungkapnya.
Sugeng sepakat jika ke depan subsidi energi lambat laun akan dikurangi. Namun demikian, berbagai pertimbangan harus dipikirkan secara matang. Salah satu cara untuk mengurangi subsidi ini adalah dengan penyaluran yang tepat sasaran.
"Subsidi energi ini cepat atau lambat memang harus kita kurangi. Bukan dihapus. Mengurangi dengan cara apa? Dengan penyaluran BBM subsidinya tepat sasaran. Itu juga sudah mengurangi volume," tandasnya.
BERITA TERKAIT: