Pertemuan tersebut lantas mengundang polemik di tengah masyarakat lantaran keduanya memiliki pandangan politik yang berbeda dalam Pemilu 2024.
Menurut Ketua DPP PDIP Said Abdullah, dalam forum internasional para pemimpin formal negara harus satu padu.
"Mbak Puan Maharani adalah Ketua DPR, dan Presiden Jokowi adalah pemimpin pemerintahan. Jadi sudah sepatutnya beliau berdua bertemu dalam konteks acara tersebut, sebab kedua beliau adalah para pemimpin formal negara," kata Said di Gedung Nusantara II, Komplek Parlemen, Senayan, Senin (20/5).
Said mengatakan tidak ahsan jika perbedaan sikap politik membuat keduanya harus berjauhan. Hal itu akan memperburuk citra Indonesia di mata dunia.
"Sangat tidak elok di mata dunia, dan sangat tidak dewasa bila dengan segala perbedaan langkah politik yang terjadi, lalu menghalangi pertemuan kedua beliau dalam konteks acara kenegaraan," jelasnya.
Dia menambahkan, pertemuan Jokowi dan Puan Maharani harus menjadi teladan bagi seluruh masyarakat, bahwa berbeda dalam sikap politik wajar terjadi, namun tidak menyurutkan kekompakan dalam membangun bangsa.
"Saya kira pertemuan Mbak Puan dengan Presiden Jokowi harus kita tempatkan sebagai keteladanan biar dunia juga mengetahui bahwa dengan segala perbedaan yang terjadi, namun para pemimpin bisa kompak. Apalagi menyangkut hal hal yang strategis," tutupnya.
BERITA TERKAIT: