"Saya kaget, enggak menyangka bila relawan punya inisiatif seperti ini. Jujur saya angkat topi dengan eksistensi relawan selama ini. Tanpa dikomando dan arahan, mereka bergerak sendiri bersama seluruh elemen masyarakat tanpa ada yang membiayai sepeserpun," kata Trijanto kepada
Kantor Berita RMOLJatim, Sabtu (4/5).
Menurut Trijanto, dirinya tidak bisa marah mengingat setiap orang memiliki hak untuk berdemokrasi dan menyatakan pendapat. Apalagi bila berkaitan dengan pemilihan pemimpin.
"Saya tidak marah, itu hak mereka. Saya hanya tidak menyangka saja," imbuhnya.
Trijanto juga sempat mengkonfirmasi kepada para relawan tersebut. Bahwa langkah mereka mengambil formulir pendaftaran Bacawali untuk Pilkada Blitar 2024 karena sedang terjadi krisis pemimpin.
"Alasan mereka saat ini sedang terjadi krisis kepemimpinan yang benar-benar bersih, demokratis, dan berwatak kerakyatan," paparnya.
Sehingga mereka berpikir Pilkada harus menghasilkan sosok pemimpin yang lahir dan besar dari rahim pergerakan rakyat yang diharapkan berpihak kepada kepentingan rakyat. Bukan kepada kepentingan hegemoni oligarki ekonomi, politik, serta kekuasaan.
"Mereka berharap figur alternatif yang tidak tersandera kepentingan para pemilik modal," tegas Trijanto.
Ditanya langkahnya terkait pergerakan relawan tersebut, aktivis antikorupsi tersebut mengaku tidak bisa menampik keinginan dari rakyat.
"Kalau memang rakyat menghendaki dan semua elite politik mengamini langkah para relawan ini, saya terpaksa akan mengikuti tahapan demi tahapan pemilukada," demikian Trijanto.
M Trijanto merupakan calon DPD RI pada Pemilu 2024. Selama menjadi calon DPD RI, Trijanto hanya mengandalkan kekuatan relawan tanpa melakukan politik uang. Dengan kekuatannya itu, Trijanto masih bisa mendapatkan hampir 100 ribu suara di Blitar. Untuk suara seluruh Jawa Timur, Trijanto bahkan berhasil mendapatkan suara hingga 1 juta.
BERITA TERKAIT: