Direktur Lembaga Riset Lanskap Politik Indonesia, Andi Yusran, berpendapat, jika Nasdem memilih merapat ke koalisi pemerintah, bisa dipastikan barisan oposisi bakal melemah.
"Institusi yang seharusnya menjadi penyeimbang kekuasaan, yakni DPR, kembali akan seperti bebek lumpuh," kata Andi, kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Senin (25/3).
Langkah Prabowo mengajak Partai Nasdem bergabung di kubunya patut diduga untuk menciptakan stabilitas politik hingga memperluas cakupan representasi proses pengambilan keputusan.
Dan bila itu terjadi, dampaknya terhadap pentingnya kekuatan oposisi, tidak main-main.
"Seperti yang lalu-lalu, DPR akan kembali menjadi lembaga di bawah kontrol istana, dan nasib demokrasi di Indonesia semakin redup," pungkas analis politik Universitas Nasional itu.
Seperti diketahui, pasangan calon Anies-Muhaimin didukung Partai Nasdem, PKS dan PKB, serta Partai Ummat. Sementara Pasangan Ganjar-Mahfud didukung PDIP, PPP, Hanura, dan Perindo.
Sedang Prabowo-Gibran didukung Partai Gerindra, Golkar, PAN, Demokrat, PSI, PBB, Partai Gelora, dan Partai Prima.
BERITA TERKAIT: