Hal tersebut disampaikan Ketua DPC Repdem Kabupaten Purwakarta, Asep Yadi Rudiana kepada
Kantor Berita RMOLJabar, Jumat (15/3).
"Momentum menjelang Pilkada ini, seharusnya Ketua DPC melakukan konsolidasi, merangkul para pejuang partai di akar rumput bukan asyik menari di atas panggung. Apalagi kalau menarinya dengan irama musik orang lain," kata Asep Bentar, begitu sapaan salah satu ketua sayap partai itu.
Namun demikian, lanjut Kang Bentar, apakah DPD dan DPP mau menanggapi? Pasalnya, sekarang unsur-unsur di elite partai sedang sibuk dengan detik-detik akhir penghitungan suara yang diduga banyak masalah sehingga bisa berujung hak angket.
"Tapi kalau DPD dan DPP sudah selesai dengan urusan Pilpres dan Pileg, maka kelihatannya aspirasi dari kawan-kawan PAC ini tidak bisa diabaikan. Karena mereka menginginkan pengelolaan partai yang profesional agar PDIP Purwakarta menjadi partai modern dan punya daya saing," ujarnya.
Ia menambahkan, hasil Pileg dan Pilpres yang diraih PDIP di Purwakarta tidak berdiri sendiri, tapi ujung dari sebuah proses. Salah satu unsur dari sebuah proses tadi tentu saja adalah tata kelola partai yang transparan dan akuntabel dalam segala aspek.
Menurutnya, di era modern sekarang ini, sudah tidak laku lagi model kepemimpinan yang
single fighter alias
kumaha aing.
"Mengapa dalam organisasi apapun harus ada struktur dilengkapi dengan tugas pokok dan fungsi masing masing jabatan? Ya untuk menghindari kepemimpinan otoriter," jelas Kang Bentar.
"Pemimpin yang tipikal
one man show, selain mengebiri potensi yang dimiliki pengurus lain sekaligus mengingkari kesepakatan di internal partai mengenai tugas pokok dan fungsi masing-masing," sambungnya.
Menurut Kang Bentar, yang paling berbahaya dari model kepemimpinan
one man show seolah memberi dua pilihan kepada internal pengurus, keluar dari lingkaran atau tetap dalam lingkaran menjadi seorang "yes man" karena cari selamat.
"Ada banyak contoh, di mana organisasi dengan kepemimpinan yang selalu ingin menjadi
center of attention dengan anak buah yang apatis, tidak lebih hanya sekedar menjalankan rutinitas belaka, sementara organisasi hanya jalan di tempat," demikian Asep Bentar.
BERITA TERKAIT: