Dalam sebuah video yang telah menyebar luas di media sosial, Connie mengaku diundang oleh Rosan untuk bergabung dengan tim Prabowo-Gibran. Dalam video tersebut, Connie mengklaim bahwa Rosan membeberkan rencana bahwa Prabowo hanya akan berkuasa selama 2 tahun, untuk kemudian Gibran akan mengambil alih.
Rosan menegaskan bahwa klaim Connie tidak benar. Rosan justru balik mengkritik Connie karena menyebarkan informasi yang menyesatkan sebagai seorang akademisi.
"Pernyataan yang dua tahun itu bukan datang dari saya, beliau mengatakan, 'Ini bagaimana kalau sudah dua tahun, atau kalau tiba-tiba Prabowo, saya ini orang intelijen, bisa saja Pak Prabowo diracun, bisa lebih cepat, itu gimana?' Dia bilang begitu," beber Rosan, di Media Center Prabowo-Gibran, Jakarta, Minggu (11/2).
Rosan bahkan menyatakan kepada Connie bahwa ide tersebut tidak tepat, dan mereka sama sekali tidak mempertimbangkannya.
"Saya bilang, 'Bu, sudahlah, itu tidak pantas. Ya sudahlah, kita sih enggak ada pikiran seperti itu lah, janganlah'," jelasnya.
Rosan juga menekankan bahwa dia tidak mengenal Connie sebelumnya. Pertemuan mereka diatur oleh tim media Prabowo, yang menyampaikan keinginan Connie untuk bergabung dan mengejar posisi sebagai Wakil Menteri Luar Negeri atau Wakil Menteri Pertahanan. Namun, Rosan menjelaskan bahwa semua keputusan terkait kabinet adalah hak prerogatif Prabowo.
“Saya tidak pernah kenal bu Connie sebelumnya dan ketua tim media Prabowo-Gibran yang mengontak saya kalau dia (Connie) ingin bertemu dengan saya untuk 2 hal, satu ingin bergabung dengan tim Prabowo-gibran dan kedua mengenai aspirasi beliau,” tambah Rosan
Atas penyebaran video tersebut, Rosan mengaku kecewa. Karena hal itu dianggap sebagai bagian dari kampanye informasi palsu pada masa tenang pemilu yang menyerang Prabowo, TKN, dan dirinya.
Rosan dengan tegas membantah klaim Connie dan memastikan komitmen timnya untuk menjaga kebenaran dan integritas informasi.
Kontroversi ini menggarisbawahi pentingnya verifikasi informasi dan tanggung jawab dalam penyebarannya. Terutama selama periode penting seperti pemilihan presiden, di mana kepercayaan dan integritas publik menjadi hal yang sangat penting.
BERITA TERKAIT: