“Mereka untuk apa mempolitisasi kampus? Wong jumlahnya 40 kampus ngomong bareng-bareng. Politisasi untuk apa?” politisi PDIP, Aria Bima, balik bertanya kepada wartawan, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (6/2).
Justru, tambah Aria Bima, civitas akademika telah berani mengambil sikap yang berisiko, karena kritis terhadap penguasa.
“Kampus dipolitisasi oleh penguasa dengan jabatan dan fasilitas. Ini risiko nih kampus ngomong kayak gitu, kampusnya bisa diberangus, bisa macam-macam,” katanya.
Atas dasar itu, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI itu menghormati kritikan tulus dari civitas akademika terhadap pemerintahan Presiden Jokowi, dan meminta Pemilu 2024 dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil (Luber Jurdil).
“Saya menghormati kalangan intelektual menyuarakan itu, itu politik kebangsaan mereka, intelektual yang jujur akan mengatakan kebenarannya, lebih pada kebenaran etika moral dan akademis,” pungkasnya.
BERITA TERKAIT: