Atikoh tampak cekatan membantu para petani menanam bawang merah. Cuaca yang terik di lokasi tak menyurutkan semangat Atikoh dan para petani untuk menanam bawang.
Cucu dari pendiri Pondok Pesantren PP Riyadlus Sholikhin Kalijaran, KH Hisyam A Karim, itu mengenakan jilbab warna merah dipadu dengan kemeja hitam bertuliskan "Sat-set" yang merupakan jargon khas Ganjar-Mahfud yang terus digaungkan selama Pilpres 2024.
Satu-persatu bibit bawang merah hasil penyemaian ditanam Atikoh ke dalam tanah. Proses tanam bawang merah ini juga diiringi dengan harapan petani agar hasil panen mendatang bisa melimpah ruah.
"Semoga panennya bagus, bawangnya bagus," teriak salah seorang petani.
Kemudian petani lainnya merespons dengan ucapan, "Ganjar-Mahfud".
"Menang, menang, menang," sahut petani lainnya.
Seusai menanam bawang, Atikoh yang adalah alumnus Fakultas Teknik Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) ini, menyerap aspirasi sekaligus keluhan para petani.
"Mereka mengeluhkan dari sisi pupuk. Kemudian fluktuasi harga ketika panen raya," kata Atikoh kepada wartawan.
Salah satu kendala terbesar yang dihadapi para petani, lanjut Atikoh, adalah sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi. Padahal, pupuk jadi komponen penting keberhasilan petani bawang saat panen raya.
Oleh karena itu, Atikoh memastikan Ganjar-Mahfud akan terus menggaungkan program KTP Sakti (Satu Kartu Terpadu Indonesia) yang akan memadukan data penduduk. Sehingga program kerakyatan, seperti Bansos, jaminan kesehatan, hingga penyaluran pupuk merata dan tepat sasaran.
"Harapannya nanti ke depan benar-benar dari soal mekanisme untuk pemberian pupuk bersubsidi benar-benar bisa tepat sasaran dan jumlahnya juga sesuai dengan kebutuhan masyarakat petani-petani kita," demikian Atikoh.
BERITA TERKAIT: