Ketua Bawaslu RI, Rahmat Bagja mengatakan, kerawanan dalam momen kampanye akbar adalah serangan fajar.
Dia menjelaskan, serangan fajar atau politik uang kerap digunakan sebagai strategi peserta pemilu, agar pemilih terpengaruh untuk mencoblos dirinya.
Bagja menuturkan, jajaran pengawas kelurahan dan desa (PKD), dipastikan akan bersiaga di lokasi kampanye akbar yang digelar peserta pemilu.
"Pengawasan dilakukan di dalam dan luar area rapat umum. Misalnya di luar arena untuk mengawasi terjadinya pembagian politik uang," ujar Bagja melalui keterangan di laman
bawaslu.go.id, dikutip Senin (22/1).
Namun, demi mencegah kejadian intervensi kepada jajaran pengawas di lapangan, Bagja mengingatkan agar kartu identitas dikenakan.
"Jadi tidak boleh ada pengawas yang tidak memakai tanda pengenal. Supaya keberadaan Bawaslu bisa terlihat. Sehingga masyarakat mengetahui kerja-kerja Bawaslu," sambungnya menegaskan.
Kampanye akbar telah disusun jadwalnya oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), yakni dimulai 21 Januari hingga 10 Februari 2024.
Baik partai politik (parpol), calon anggota legislatif (caleg), hingga calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres), dapat menyapa langsung masyarakat dalam jumlah besar dalam kurun waktu itu.
KPU membagi ke dalam 3 zonasi untuk pelaksanaan kampanye akbar tersebut, dari total 38 provinsi se-Indonesia.
BERITA TERKAIT: