Apalagi, kata Ketua PP Pemuda Muhammadiyah, Dedy Irawan, insiden itu dijadikan sebagai komoditas politik untuk menaikkan elektabilitas.
"TNI itu pilar utama pertahanan negara, jangan dikorbankan hanya untuk kontestasi pemilu lima tahunan," ujar Dedy Irawan dalam keterangan tertulis, Kamis (4/1).
Dalam dugaan Dedy, ada pihak-pihak yang sengaja memainkan insiden sebagai cipta kondisi dengan menyudutkan TNI sebagai pihak bersalah.
"Saya menduga ada upaya pengkondisian yang dilakukan oleh para buzzer agar TNI dituduh yang paling bersalah dan harus segera ditindak keras," tuturnya.
Dia mengingatkan, upaya penyudutan itu pernah dialami Polri. Tetapi, upaya itu gagal dan justru menjadi magnet simpati publik pada Polri.
"Masih segar di ingatan kita kan, beberapa waktu yang lalu Polri yang coba diframing macam-macam, dan upaya itu gagal, malahan dapat rating kepercayaan yang tinggi dari publik," terangnya.
Lanjutnya, soal proses hukum yang sudah berjalan atas insiden di Boyolali, sebaiknya semua diserahkan pada penegak hukum.
"Kita percayakan saja pada perangkat hukum TNI untuk menyelidiki kemudian melaporkan. Kita harus percaya pada TNI kita," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: