Tudingan dikte tersebut mencuat setelah muncul rumor hanya Gibran yang menggunakan tiga
microphone saat debat.
"Orang normal mana pun kalau didikte saat bicara harusnya kaku, sedangkan Gibran tidak kaku," kata Wakil Ketua Umum Partai Garuda, Teddy Gusnaidi dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (26/12).
Selain tuduhan didikte, Garuda juga tak habis pikir muncul isu yang menyebutkan Gibran menghafal jawaban saat debat berlangsung.
"Tentu tujuannya mau memframing bahwa pertanyaan untuk Gibran telah dibocorkan oleh KPU. Sayangnya yang memfitnah lupa, karena ada pertanyaan pribadi dari Mahfud MD dan Muhaimin Iskandar," kritiknya.
Atas dasar itu, Garuda menilai tuduhan miring tersebut hanya sebatas fitnah untuk mendiskreditkan Gibran.
"Urusan debat Pilpres harusnya sudah selesai, hasilnya kan tinggal diserahkan pada masyarakat. Tapi kok masih ada fitnah," tandasnya.
Isu miring soal penggunaan
microphone dalam debat cawapres 2024 mencuat setelah unggahan pakar telematika Roy Suryo di akun media sosial X. Dalam unggahannya, Roy Suryo melampirkan potret Gibran yang dianggap menggunakan lebih dari satu
microphone.
Di sisi lain, KPU RI sebagai pihak penyelenggara debat telah angkat suara. Ketua KPU RI, Hasyim Asyari menegaskan, semua cawapres menggunakan alat yang sama saat debat.
"Semua cawapres pakai alat yang sama, tiga mic untuk antisipasi bila ada yang mati. Bukan
ear feeder (seperti tuduhan Roy Suryo). Itu mic yang ditempel di pipi dan
dicantolin di kuping," jelas Hasyim, Minggu (24/12).
BERITA TERKAIT: