Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

SURVEI LSI DENNY JA

Gerindra Seruduk Banteng, PAN Mungkin Tetap di Senayan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ade-mulyana-1'>ADE MULYANA</a>
LAPORAN: ADE MULYANA
  • Rabu, 20 Desember 2023, 10:38 WIB
Gerindra Seruduk Banteng, PAN Mungkin Tetap di Senayan
Slide presentasi rilis survei LSI Denny JA
rmol news logo Temuan survei terbaru LSI Denny JA memotret elektabilitas Gerindra naik signifikan bahkan mampu menyalip PDIP. Elektabilitas partai berlambang kepala burung garuda 19,5% sementara banteng 19,3%.

Survei dilakukan pada 20 November-3 Desember 2023 dengan total responden 1200. Menggunakan metode multistage random sampling dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan kuisioner, margin of error survei kurang lebih 2,9% dengan tingkat kepercayaan di 95%.

"Pertama kalinya sejak 2014 PDIP dilampaui Gerindra dimana datanya kita dapati Gerindra capai 19,5 persen disusul PDIP 19,3 persen. Memang secara statistik ini masih dalam rentang margin of error bisa saja +2,9 atau -2,9 tetapi data ini menunjukkan bahwa tren kenaikan Gerindra telah melampaui PDIP," kata Hanggoro Doso Pamungkas, Direktur Citra Publik Indonesia (CPI) LSI Denny JA.

Kendati demikian hasil survei hanya potret sementara. Angka masih akan terus berubah hingga waktu pencoblosan 14 Februari 2024. Terlebih terjadi fluktuasi dukungan kepada Gerindra dari pantauan awal bulan Januari hingga akhir Desember 2023.

Elektabilitas Gerindra pada bulan Januari di angka 11,2% turun bulan Mei 8,9%, 9,1% bulan Juni, dan naik lagi 14,9% di Juli. Kemudian kembali naik di Agustus di angka 15,7%, September turun 13,8%, kemudian naik lagi di Oktober 16,9% dan November 19,5%.

"Kalau kita lihat hasil survei PDIP pada pileg 2014 yang lalu perolehan suara 18,9% pemenang pada waktu itu, Pileg 2019 sebesar 19,33% dimenangkan PDIP juga," tutur Hanggoro.

Kenapa PDIP bisa keok tipis dari Gerindra? Gerindra berhasil meraup suara pemilih kalangan generasi Z dan milenial yang merupakan suara terbanyak di Pemilu mendatang. Elektabilitas PDIP turun dipengaruhi tiga faktor yakni dampak dari serangan banteng ke Istana, polemik penolakan sepak bola dunia U-20, dan buntut penyebutan Presiden Jokowi sebagai petugas partai.

"Jika suasana tidak berubah apakah itu menjadi jawaban atau sebuah hal baru PDIP tidak lagi menguasai parlemen dan mengalahkan partai-partai lainnya atau gagal hatrick. PDIP bisa kembali ke era sebelum Jokowi jadi presiden," tutur Hanggoro.

Terpampang elektabilitas partai berdasarkan survei terbaru LSI Denny JA di bawah Gerindra dan PDIP berturut-turut adalah Golkar 11,6%, PKB 7,7%, PKS 7,3%, Nasdem 5,8%, Demokrat 3,6%, PAN 3,3%, PPP 2,9%.

Berikutnya PSI 1,5%, Hanura 1%, Perindo 1%, Gelora 0,3%, Partai Buruh 0,2%, PKN 0,2%, Partai Ummat 0,1%, lalu Garuda dan PBB di urutan buncit dengan 0%.

Berdasarkan data itu delapan partai potensial tidak punya kursi di Senayan sebab sekalipun ditambahkan margin of error survei 2,9% perolehan elektabilitas mereka tidak mencapai ambang batas parlemen 4 persen. Yakni Hanura, Perindo, Gelora, Partai Buruh, PKN, Partai Ummat, Garuda dan PBB.

Sementara PPP, PAN dan PSI bisa saja lolos ambang batas parlemen sebab jika ditambahkan dengan rentang margin of error maka perolehan elektabilitas mereka dapat melampaui angka 4 persen.

"Jika dibandingkan perolehan pemilu 2019 tentu data ini masih bisa berubah sebab masih ada 14,7 persen swing voters yang berpotensi saling direbut," demikian kata Hanggoro Doso Pamungkas.rmol news logo article
EDITOR: ADE MULYANA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA