Hal itu terpotret dalam rilis terbaru Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA bertajuk “7 Bulan Prabowo–Gibran: 5 Rapor Biru 2 Rapor Merah”.
“Ekonomi Nasional: 32,3 persen menilai keadaan sangat buruk/buruk, 67,4 persen menilai sedang/baik/sangat baik, dan 0,3 persen tidak tahu/tidak jawab,” ujar Peneliti Senior LSI Denny JA, Adjie Alfaraby seperti dikutip dari YouTube LSI Denny JA, Rabu, 4 Mei 2025.
Adapun, untuk bidang politik nasional, publik memberikan penilaiannya 20,5 persen menilai keadaan sangat buruk/buruk, 70,8 persen menilai sedang/baik/sangat baik, dan 8,7 persen tidak tahu/tidak jawab.
Untuk bidang hukum nasional tercatat 26,3 persen menilai keadaan sangat buruk/buruk, 67,8 persen menilai sedang/baik/sangat baik, dan 5,9 persen tidak tahu/tidak jawab.
“Keamanan Nasional: 15,8 persen menilai keadaan sangat buruk/buruk, 83,1 persen menilai sedang/baik/sangat baik, dan 1,1 persen tidak tahu/tidak jawab,” ujar Adjie.
Terakhir, bidang sosial budaya tercatat 4,3 persen menilai keadaan sangat buruk/buruk, 95,1 persen menilai sedang/baik/sangat baik, dan 0,6 persen tidak tahu/tidak jawab.
Survei LSI Denny JA dilakukan pada medio 16–31 Mei 2025, menggunakan metode multi-stage random sampling terhadap 1.200 responden, menampilkan dua wajah dari pemerintahan Prabowo–Gibran.
Survei ini memiliki margin of error ±2,9 persen dan diperkuat dengan riset kualitatif, wawancara mendalam, FGD, dan analisis media.
BERITA TERKAIT: