Sebab, selayaknya debat harus menguji argumentasi, gagasan dan komitmen antar kandidat.
Demikian ditegaskan Sekretaris TPN Ganjar-Mahfud, Hasto Kristiyanto kepada wartawan di Gedung High End, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, pada Rabu (13/12).
“Ya debat harus ada suatu tendensi khusus. Kalau enggak ada tendensi, bukan debat, itu percakapan. Debat itu menguji gagasan,” tegas Hasto.
Lagipula, kata Hasto, pertanyaan Ganjar Pranowo kepada Prabowo soal HAM berangkat dari data-data dan fakta yang telah disuarakan oleh para pegiat HAM sejak dahulu hingga sekarang. Itu lantaran belum ada kejelasan mengenai penuntasan kasus pelanggaran HAM berat dan masa lalu.
“Itu disampaikan dari kelompok-kelompok HAM yang ingin menanyakan bagaimana nasib para korban penculikan itu, sehingga ini harus (diselesaikan), kemudian ada bukti-bukti otentik, yang disampaikan adalah fakta,” jelas Hasto.
Atas dasar itulah, Hasto menegaskan bahwa Ganjar Pranowo berjanji akan menuntaskan kasus pelanggaran HAM berat dan masa lalu apabila dia terpilih menjadi Presiden RI kelak.
“Maka Pak Ganjar menjanjikan 5 tahun ke depan materi itu enggak akan ada lagi, karena nanti akan diselesaikan Pak Ganjar, Prof Mahfud secara berkeadilan,” tandasnya.
Sebelumnya, terjadi perdebatan panas antara Calon Presiden Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo dan Calon Presiden Nomor Urut 2, Prabowo Subianto berkaitan penanganan kasus Hak Asasi Manusia (HAM) dalam debat capres semalam.
Prabowo menilai apa yang disampaikan capres yang diusung PDIP ini tendensius.
"Loh kok, saya dibilang tidak tegas. Saya akan tegakkan hak asasi manusia. Masalah yang bapak tanyakan agak tendensius. Kenapa yang 13 orang yang hilang pada saat itu ditanyakan kepada saya? Itu tendensius Pak Ganjar," tegas Prabowo.
BERITA TERKAIT: