Demikian disampaikan Ketua DPW Perhimpunan Rakyat Progresif (PRP) Kalimantan Barat (Kalbar), Hadian Nur setelah resmi dilantik oleh Sekjen DPP PRP, M. Huda Prayoga di Pontianak, Kamis (9/11).
“Dulu kita melihat bagaimana indahnya para pendiri bangsa kita yang notebene berasal dari suku, agama, dan golongan berbeda dalam menyikapi perbedaan pandangan yang cukup tajam saat merumuskan dasar negara dan berhasil melahirkan pancasila yang menjadi pedoman kebangsaan kita hingga saat ini,” kata Hadian dalam keterangan tertulisnya.
Menurut Hadian, Kalbar sering mengalami konflik SARA pada setiap pemilu. Diskriminasi terhadap minoritas seringkali menjadi sumber konflik kepentingan yang berpotensi memicu pertentangan.
“Ini tentu sangat jauh dari cita-cita para pendiri bangsa kita yang menghendaki kita harus menjaga kesatuan dan persatuan demi Indonesia yang damai dan sejahtera,” ungkapnya.
Hadian menekankan pentingnya generasi muda untuk memahami kondisi di daerahnya, termasuk dalam hal pembangunan, sumber daya manusia, dan politik.
“Hari ini kita anak muda tidak boleh hanya sekedar jadi objek pemilu, tapi kita adalah subjek. Kita harus berjuang maksimal sampai semua kepentingan hanyalah untuk rakyat,” tuturnya.
Dia juga menyatakan bahwa PRP Kalbar sebagai wadah bagi anak muda untuk berdiskusi tentang ide dan gagasan segar guna mendorong keharmonisan dan persatuan bangsa dan negara.
“Ke depannya, kita akan terus berkolaborasi menggalang kekuatan anak muda yang ada di Kalbar untuk kemudian mengambil peran di setiap daerah menebarkan kesejukan pada pemilu yang akan datang,” tandasnya.
BERITA TERKAIT: