Di mana, kata Direktur Eksekutif Sentral Politika, Subiran Paridamos, posisi partai pengusung utama Prabowo maupun Ganjar tengah berada di puncak elektabilitas. Hal tersebut yang kemudian memunculkan ego besar untuk bisa menyatu sebagai satu gerbong mengusung capres-cawapres.
"Karena bagaimanapun juga, PDI Perjuangan menghendaki Ganjar Pranowo sebagai capres, kemudian Gerindra juga menghendaki Prabowo Subianto sebagai capres," ujar Subiran kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (4/10).
Magister Ilmu Komunikasi Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) itu memandang, kepentingan politik kerap menjadi prioritas elite jelang perhelatan pemilu.
"Padahal seharusnya, kepentingan negara lebih penting atau diprioritaskan ketimbang ego partai masing-masing," tuturnya.
Di sisi lain, Subiran mengamati, ada satu faktor yang sebenarnya bisa menjadi alasan kubu Prabowo dan Ganjar bersatu dalam satu koalisi.
"Salah satu alasannya rasional, yaitu kedua capres itu memiliki corak yang sama," jelasnya.
Corak politik yang dimaksud, antara Prabowo dan Ganjar memiliki spirit yang sama. Yaitu hendak melanjutkan program-program pemerintahan Presiden Jokowi di masa selanjutnya.
"Tentu harus ada konsolidasi politik jika keduanya disatukan. Ada negosiasi politik, agar keduanya saling mengakomodir," katanya.
Kendati begitu, Subiran yang juga pendiri Sekolah Peradaban ini meyakini partai pengusung Prabowo dan Ganjar akan sulit mencapai titik temu, karena punya ego yang berbeda.
"Jadi, yang mengatakan ini sulit disatukan kan ego partai sebenarnya," demikian Subiran.
BERITA TERKAIT: