“Memang pasokan beras di pasaran terbatas, pertama karena panen gaduh, kedua karena kita menginformasikan bahwa (ada) pembelian besar-besaran gabah di tingkat petani, sehingga penggilingan beras biasanya mereka dapat, bersaing harganya,” kata anggota Komisi IV DPR RI, Andi Akmal Pasluddin, ketika berbincang dengan
Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (19/9).
Legislator dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera ini menambahkan, kenaikan harga beras ini sebenarnya sudah lama terjadi. Bahkan Komisi IV DPR RI sudah mendorong pemerintah untuk memberikan langkah cepat mengatasi permasalahan harga beras.
“Benar itu kenaikan harga beras itu sudah cukup lama ya, kita sempat menanyakan di rapat Komisi IV agar pemerintah memberikan langkah-langkah cepat dan taktis,” ucapnya.
Dengan kenaikan harga ini, lanjut Andi, sangat menguntungkan korporasi dan merugikan para petani di lapangan. Masyarakat yang menjadi konsumen beras tersebut juga terbebani karena harus membeli dengan harga yang lebih tinggi.
“Harganya sangat mahal ya, itu memang menguntungkan korporasi ini karena memang mengeluarkan jadi beras premium kan. Tapi efeknya itu bagi penggilingan beras kita tidak dapat gabah. Menyebabkan harga menjadi mahal, lihat pasokannya tadi kan,” tutupnya.
BERITA TERKAIT: