Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Lewat Film “Suara Yang Dibuang”, Partai Buruh Sajikan Realita Kehidupan Kelas Pekerja

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/bonfilio-mahendra-1'>BONFILIO MAHENDRA</a>
LAPORAN: BONFILIO MAHENDRA
  • Senin, 04 September 2023, 14:05 WIB
Lewat Film “Suara Yang Dibuang”, Partai Buruh Sajikan Realita Kehidupan Kelas Pekerja
Film "“Suara yang Dibuang”/Ist
rmol news logo Partai Buruh bakal menggelar pemutaran film dokumenter berjudul “Suara yang Dibuang” serentak di lima kota yakni di Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, dan Makassar pada Selasa (5/9). Pemutaran film ini akan dikoordinatori oleh Perhimpunan Jurnalis Rakyat (PIJAR) yang merupakan sayap organisasi Partai Buruh.

“Khusus di Jakarta, pemutaran perdana akan diselenggarakan di 15th Park Kemang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan,” ujar Ketua Bidang Infokom dan Propaganda Partai Buruh yang juga sutradara film Kahar S. Cahyono dalam keterangannya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (4/9).

Mengutip pendapat John Grierson, Kahar menyampaikan bahwa film dokumenter merupakan penggambaran kreatif tentang kenyataan.

Lanjut Kahar, film dokumenter ini bukan sekadar merekam fakta, tetapi juga memadukan elemen seni dengan tujuan mendokumentasikan aspek-aspek kehidupan manusia secara obyektif.

“Dalam kaitan dengan itu, film ini merekam ikhtiar dari kelas pekerja yang selama ini suaranya diabaikan dan bahkan dibuang di keranjang sampah dalam membangun alat politiknya sendiri. Dan yang menarik, keseluruhan proses pembuatan film ini dikerjakan sendiri oleh para buruh yang sebagian merupakan pekerja muda atau millenial,” jelas Kahar.

Latar belakang pembuatan film ini didasarkan pada kenyataan, bahwa di Indonesia, demokrasi elektoral selama ini jauh dari rakyat kecil.

Tak jarang rakyat kecil, termasuk kelas pekerja hanya dijadikan komoditas politik oleh elite politik dan kaum oligarki.

Atas dasar itu, Kahar menilai kebijakan politik yang diambil lebih banyak merugikan kelas pekerja dan jauh dari suara rakyat.

“Hingga akhirnya, kaum buruh, petani, nelayan, miskin kota, pekerja rumah tangga, pemuda, hingga penyandang disabilitas, menyadari pentingnya kelas pekerja untuk ikut ambil bagian dalam membangun alat politiknya sendiri," bebernya.

"Kiprah rakyat kecil ini bangkit merebut ruang politiknya dengan membangun partainya sendiri inilah yang dipotret dalam film ini,” bebernya lagi.

Sementara itu, Presiden Partai Buruh Said Iqbal mengapresiasi pembuatan film oleh kalangan buruh. Menurutnya, film ini bisa menginspirasi generasi milenial agar memahami realitas sosial yang terjadi.

“Partai Buruh mendorong dan memfasilitasi anak-anak muda membuat karya kreatif untuk menyuarakan realitas sosial,” ujar Said Iqbal. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA