Yenny menyampaikan hal tersebut dalam podcast bersama mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad, yang diposting dalam kanal Youtube, yang dikutip redaksi pada Rabu (23/8).
"Saya cukup kenal dengan ketiganya, ketiga-tiganya cukup dekat," ujar Yenny mengaku dekat dengan tiga kandidat Capres yang mengemuka saat ini.
"Pak Prabowo deket banget, Mas Ganjar deket banget juga, Mas Anies deket banget juga, menurut saya. Tapi nggak tahu menurut mereka ya. Jangan-jangan saya dianggap sok kenal," sambungnya.
Yenny mengurai, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto merupakan kandidat capres yang diusung Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) dan punya sejarah dengan keluarga Gus Dur.
"Eyang saya, Mbah Yai Hasyim itu rumahnya di daerah (jalan) Matraman Nomor 8. Nomor 10 itu adalah Eyang Margono, eyangnya Pak Prabowo yang pendiri BNI 46. Waktu eyangnya Pak Prabowo meninggal dunia, eyang saya yang doakan. Jadi dekatya sampai kaya gitu. Jadi sudah cukup lama," jelasnya.
"Kemudian suami saya, juga Gerindra. Dan saya ketemunya juga gara-gara Pak Prabowo, ketemu jodoh waktu kampanye 2009. Kurang deket apalagi? Deket banget," sambung Yenny lagi.
Sementara, kedekatan Yenny dengan kandidat Capres PDIP, Ganjar Pranowo itu seperti teman sepermainan, karena temannya Gubernur Jawa Tengah itu juga teman-temannya Yenny dan suaminya.
"Suami saya kan juga di UGM, jadi deket. Apalagi kelompok nasionalis. Jadi secara pemikiran, antara marhaen pengikut Bung Karno dengan pengikut Gus Dur Mbah Wahid, Mbah Hasyim itu sejalan gagasan tentang keindonesiaan berdasarkan nasionalisme dan religiusitas. Pluralisme," ungkapnya.
"Bung Karno dulu pernah ke Tebu Ireng dan di sana diberi suaka oleh Mbah Hasyim. Dan Mbah Wahid kan di kabinetnya Bung Karno, jadi panjang lah," tambah Yenny.
Kemudian, kedekatan dengan kandidat Capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan juga tidak jauh berbeda karena bersifat personal dan profesionalisme pekerjaan.
"Pak Anies teman dari dulu sekaligus jadi bos saya, karena beliau jadi rektor, saya pulang dari ambil (gelar) master di Amerika, Pak Anies tawari jadi dosen Universitas Paramadina. Kami sering di undangan, di forum-forum internasional," papar Yenny.
"Lalu Pak Anies dan istrinya sama-sama orang tua murid anak-anak kami di sekolah yang sama. Jadi ada keakraban secara personal," lanjut dia.
Maka dari itu, Yenny belum bisa memilih salah satu dari tiga kandidat capres tersebut.
"Secara visi dan misi saya mengenal yang diusung ketiga calon ini. Sebenarnya ada titik-titik pertemuan untuk visi dan misi, walaupun ada juga titik-titik perbedaaan. Sampai titik ini masih terus menelaah, mengamati, melihat," tandasnya.
BERITA TERKAIT: