Upaya ini dianggap sebagai jalan terakhir dalam menyelesaikan konflik yang telah berlangsung cukup lama tersebut.
Berdasarkan keterangan Slamet Anwar kepada
Kantor Berita RMOLLampung, Selasa (20/6), dirinya menyebut bahwa hingga saat ini polemik yang terjadi antara dia dengan Ketua DPC PKB Lamteng, Ardito Wijaya, masih belum menemukan jalan keluar.
Bahkan, pengurus DPW Provinsi yang mencoba untuk menyelesaikan polemik itu seolah-olah menyudutkannya. Menurut Slamet, dirinya dianggap terlalu banyak berkomentar, sehingga membuat intensnya pemberitaan di media selama ini.
Dengan surat terbuka yang ditujukan kepada Ketua Umum PKB itu, Slamet berharap akan menjadi jalan terakhir yang bisa menyelesaikan sengkarut ini, atas dasar asas musyawarah (tepo seliro) yang berharap akan membawa cita-cita bangsa ini, dapat hidup damai dan sejahtera, khususnya di internal PKB.
"Surat itu saya buat atas dasar rasa cinta saya terhadap PKB selama ini, serta kepedulian saya agar PKB tetap mengedepankan asas musyawarah kekeluargaan," ujar Slamet.
Di mana sesuai dengan lnstruksi DPP PKB untuk mengamalkan 'Sapu Jagad Ijo' dirinya coba memberanikan diri untuk menulis surat terbuka ini yang diakuinya dibuat tepat pada pukul 02.45 WIB.
Ditegaskan Slamet, surat ini ditujukan kepada Cak Imin dengan didorong rasa cinta terhadap PKB, untuk memohon adanya penyelesaian atau jalan keluar atas polemik antara dirinya dengan Ardito Wijaya.
"Tentunya dengan surat terbuka ini, saya berharap Ketua Umum PKB bisa mengutus pengurus DPP untuk meninjau langsung terkait polemik peletakan nomor urut yang dilakukan Ketua DPC PKB Lamteng, tidak dengan cara mengedepankan kader atau dilakukan tidak dengan cara mengedepankan asas musyawarah kekeluargaan yang biasa dilakukan di internal PKB selama ini," paparnya.
Sehingga apa yang telah dilakukan oleh Ketua DPC PKB Lamteng selama ini, lanjutnya, menimbulkan polemik dan kisruh yang ketidakharmonisan di internal partai. Hal itu disebabkan karena tidak berfungsinya jajaran pengurus Dewan Syuro di semua tingkat, karena dominasi jajaran Tanfidz.
"Sementara kita ketahui bahwa rata-rata Ketua Dewan Syuro merupakan pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) yang tentunya hal itu tidak menjadi pertimbangan Ketua DPC dalam mengambil, atau memutuskan segala sesuatu di internal partai. Suara lantang untuk kebenaran, semoga PKB tetap jaya," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: