Belakangan antaranggota koalisi yakni Demokrat dan Nasdem saling melempar pernyataan politik yang berbeda dan mengindikasikan ada perbedaan politik. Nasdem merasa Demokrat memaksakan Agus Harimurti Yudhoyono menjadi calon wakil presiden Anies Baswedan.
Pengamat politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga berpendapat Anies lebih baik duet dengan Airlangga. Sebab, Nasdem dan Golkar saja sudah cukup parliemntary threshold (PT) 20 persen.
"Jadi dua partai ini cukup mengusung Anies dan Airlangga pada Pilpres 2024,"demikian saran Jamiluddin kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (11/6).
Menurut Jamiluddin, kendala realisasi koalisi Anies-Airlangga lebih pada keberanian Airlangga dan Golkar punya keberanian berkoalisi dengan Nasdem. Sebab, itu akan menandakan Airlangga terang-terangan berseberangan dengan Presiden Joko Widodo.
Ia melihat, Golkar dan Airlangga tampaknya belum siap pisah jalan politik dengan Jokowi. Sejauh ini, Airlangga sudah menikmati kebersamaan dengan Jokowi di kabinet Indonesia Maju.
"Selain itu, Golkar juga tidak terbiasa di luar pemerintahan. Golkar tidak akan merasa nyaman jauh-jauh dari Jokowi," pungkasnya.
Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari Golkar, PPP dan PAN sudah berbeda dalam mengusung calon presiden. PPP dan PAN sama-sama mendukung Bacapres PDIP Ganjar Pranowo dan Golkar sampai saat ini masih keukeuh mendukung Airlangga Hartarto sebagai capres 2024 mendatang.
BERITA TERKAIT: