"Dari sektor penanganan banjir, sodetan kali Ciliwung yang lima tahun terlunta-lunta, saat ini progres penyelesaiannya begitu cepat di era Pak Heru," ujar pengamat Kebijakan Publik GMT Institute, Agustinus Tamtama Putra, lewat keterangan tertulisnya, Senin (1/5).
Sosok yang akrab disapa Tamtam itu juga menyoroti pembangunan
vertical drainase atau sumur resapan bikinan Anies yang kerap dikomplain lantaran beberapa kali dianggap menyebabkan kecelakaan kendaraan.
"Entah bagaimana kajian dan implementasinya sehingga sumur resapan itu sering makan korban. Ada berapa kendaraan terperosok? Dan lagi-lagi era Pak Heru yang mesti membereskan sumur resapan itu," jelasnya.
Di sektor transportasi, Tamtam juga menyayangkan Anies yang hanya membangun Jaklingko. Padahal menurutnya, jika koordinasi lintas sektornya baik, lima tahun adalah waktu yang cukup untuk mengoptimalisasi moda transportasi publik terintegrasi.
Menanggapi rencana penanaman kembali ratusan pohon di kawasan Monas yang sempat dipangkas di era Anies, Tamtam menyebut langkah Heru Budi sangat tepat. Karena pusat kota Jakarta sedang membutuhkan zona rimbun untuk memproduksi oksigen lebih banyak.
Terakhir, Tamtam juga mengapresiasi kebijakan Heru yang lebih memilih memaksimalkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) ketimbang membuat Tim Gabungan Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP).
"Kita bisa melihat sekarang bagaimana OPD dan seluruh ASN itu bekerja secara optimal, tidak ada lagi tekanan dan bisa memaksimalkan anggaran daerah sehingga tidak ada lagi nanti cerita defisit anggaran hingga 17 triliun. Dalam hal ini, Pak Heru komitmen untuk menciptakan tata kelola keuangan daerah yang efektif," tandasnya.
BERITA TERKAIT: