Begitu dikatakan Ketua Umum Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena Denny JA, saat membuka acara buka puasa Satupena di Kedai Tjikini, Jakarta, pada Kamis sore (6/4).
Hadir pada acara itu sejumlah tokoh lain seperti Ilham Bintang, Gemala Hatta, Agus R. Sarjono, Musdah Mulia, Bachtiar Aly, Cita Noerhadi, Wina Armada, Nasir Tamara, dan Alimatul Qibtiyah.
Disampaikan Denny JA, robot penceramah dengan teknologi AI ini hadir di sebuah kuil Buddha bernama Kodaiji Temple di Kyoto, Jepang. Diberitakan oleh
CNN pada 2019, sang robot biksu berteknologi AI ini fasih mengutip ayat kitab suci dan hikmah, sementara para penganut Buddha di sana diam tafakur mendengarkan khotbah.
Biksu Budha Kodaiji Temple, Tensho Goto, menceritakan bahwa kuil tersebut sudah berusia lebih dari 400 tahun. Hanya beberapa tahun belakangan, mereka terpikir menampilkan pendeta yang sangat hebat dalam bentuk robot dengan teknologi AI yang diberi nama Mindar dan menghabiskan dana sekitar 1 juta dolar AS atau Rp 15 miliar untuk menciptakannya.
“Biksu biasa akan mati dan pengetahuannya terhenti. Sementara biksu Mindar dari robot
artificial intelligence ini terus hidup. Pengetahuan robot ini juga akan terus bertambah karena selalu diupdate lagi dan lagi oleh informasi dan ceramah yang baru,†kata Denny JA, mengutip Biksu Tensho Goto.
Denny juga menyebutkan, manusia kini dibuat terpana dengan hadirnya teknologi AI yang juga sudah berfungsi dalam ritus agama.
Pada bagian lain, Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) ini menyampaikan, gerakan mencari spiritualitas baru juga menjadi kritik. Sebab, kekosongan spiritual dunia modern itu juga diakibatkan dekadensi banyak institusi agama mainstream.
Selain itu, kata dia, dunia juga menyaksikan terputusnya ajaran moral dari agama dengan perilaku sosial penganut agama itu sendiri.
"Dalam banyak kasus, kesalehan penganut agama hanya berhenti pada kesalehan ritus agama belaka, namun tak berlanjut dan tak berbuah pada kesalehan perilaku sosial penganutnya," katanya.
Denny JA mencontohkan kasus yang terjadi di Indonesia, di mana pada 2011, riset Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyebutkan bahwa Kementerian Agama menjadi yang paling korup dari 22 institusi publik. Padahal, Kementerian Agama yang diharapkan menyebarkan gagasan hidup yang amanah dan jujur, malah menjadi sarang korupsi paling parah.
Indonesia pun menjadi negara yang dianggap tingkat korupsinya buruk dalam peringkat dunia. Negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia ini justru tak masuk Top 100 kategori pemerintahan yang bersih.
"Indonesia hanya bertengger di urutan ke-110 yang terlihat dari index korupsi yang dikembangkan oleh
Transparency International (CPI, 2022)," terangnya.
Denny JA mengatakan, pada masa ini agama sudah meredup sebagai kekuatan akhlak. Padahal, dalam fungsi akhlak itulah harta termahal agama.
"Justru yang ramai adalah ritus agama yang tak membuahkan perilaku sosial yang sesuai," tuturnya.
Dia menyebutkan bahwa Ramadhan, bagi umat Muslim, menjadi momen yang panjang yang dapat menghidupkan kembali
driving force agama di dalam diri untuk menjadi kekuatan akhlak.
“Tindakan beragama perlu kita tafsirkan sebagai kegiatan yang fokus membersihkan akhlak. Itu perbuatan yang terus menerus membersihkan diri, menyucikan pikiran," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: