Menurut pengamat politik Lucius Karus, berbagai kebijakan tersebut bisa dimaknai sebagai ikhtiar Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dalam mengatasi persoalan di wilayahnya.
"Inovasi Ganjar bisa dibaca dalam konteks ini, yakni ikhtiar untuk konsisten menurunkan angka kemiskinan," ujar Lucius kepada wartawan, Rabu (1/3).
Sepanjang pengamatannya, kebijakan menyasar kelompok masyarakat rentan, seperti disabilitas, perempuan, dan anak terlihat menjadi fokus Pemprov Jateng.
"Pilihan prioritas ini bukan sekadar menggenjot target penurunan angka kemiskinan, tetapi juga ekspresi kepedulian sebagai seorang pemimpin daerah," tambah peneliti Formappi ini.
Data Badan Pusat Statistik (BPS), tren kemiskinan di wilayah Jawa Tengah menunjukkan penurunan. Tahun 2010 angka kemiskinan berada di persentase 13,3 persen. Tahun 2011 sebesar 12,36 persen, 11,66 persen di tahun 2012, lalu tahun 2013 sebesar 11,47 persen, dan 10,96 persen di tahun 2014.
Lalu di tahun 2015 angka kemiskinan berada di persentase 11,13 persen, 10,7 persen di tahun 2016. Tahun 2017 10,12 persen, 2018 9,66 persen, 2019 9,22 persen, 2020 10,19 persen dan tahun 2021 9,71 persen.
BERITA TERKAIT: