Terbaru, Jokowi mengiming-imingi Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, di acara HUT Partai Perindo pada Senin (7/11), dengan mengatakan Menteri Pertahanan ini mendapat "jatah" menjadi Presiden RI pada tahun 2024 nanti.
Dukungan yang disampaikan Jokowi ini menuai pro kontra dari berbagai kalangan. Salah satunya tokoh nasional Rizal Ramli.
Mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri (Ekuin) era Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid ini menilai bahasa politik Jokowi yang seolah "mendukung" hanya akan menjadi kekurangan bagi sosok yang akan nyapres nanti.
Penialaian pemilik nama dengan akronim RR ini berbeda dengan yang disampaikan pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio.
Hendri Satrio justru memandang seharusnya Jokowi sebagai Presiden tidak menjadi "King Maker" dengan memberikan dukungan kepada tokoh politik yang akan nyapres di 2024. Menurutnya, hal ini bakal memunculkan persepsi dari publik tentang pemilu yang tak jujur dan adil (jurdil).
"Boleh-boleh saja Hendri (jika Presiden memberikan dukungan ke tokoh yang nyapres)," ujar RR melalui akun Twitternya, Kamis (10/11).
"Hanya, besar kemungkinan endorsement dari Jokowi bakal jadi 'liability' (kekurangan), bukan 'asset' (modal)," sambungnya.
Alasan mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman era Presiden Jokowi ini menyebut endorsement Jokowi hanya akan menjadi kekurangan tokoh yang hendak nyapres adalah karena pola kepemimpinan yang bersangkutan.
Dalam pandangannya, kepemimpinan Jokowi di mata publik sudah dalam fase yang tak baik, sehingga sosok yang mendapat dukungan dari mantan Walikota Solo itu justru bakal merugi dalam perhelatan Pilpres 2024 mendatang.
"Karena persepsi dan kinerja (Jokowi) semakin negatif," demikian RR.
BERITA TERKAIT: