Hal ini disampaikan Mahfud terkait masih banyaknya gaya hidup anggota kapolisian yang hedon dan bertindak sewenang-wenang.
“Perlu ada perubahan kultur di tubuh Polri. Moralitas anggota Polri perlu diubah, terutama terkait hedonisme dan tindak kesewenang-wenangan yang kerap ditunjukkan," kata Mahfud saat memberikan keynote speech di acara FGD "Akselerasi Reformasi Kultural guna Mewujudkan Polri Presisi" yang diselenggarakan oleh Kompolnas di Jakarta, Selasa (20/9).
Meski Polri, kata Mahfud telah memiliki aturan yang sangat bagus akan sia-sia jika tidak sejalan dengan kultur dan kebiasaan aparatnya.
“Jangan ada arogansi dalam menyikapi masalah hukum di masyarakat. Tugas Polri kan ribuan, tetapi dinodai oleh satu kasus. Satker Polri sampai ke desa-desa di Indonesia. Satu saja yang nakal, akan merusak seluruhnya, oleh karena itu harus dibersihkan,†pinta Mahfud.
Mahfud menekankan reformasi kultural di tubuh Polri harus dilakukan dengan penguatan kompetensi teknis, leadership dan etik. Menurutnya presisi akan terwujud jika tiga hal tersebut berjalan.
Ia menambahkan bahwa presisi juga akan optimal, jika fungsi pengawasan berjalan dengan baik, dari internal dan eksternal.
BERITA TERKAIT: