Puan Maharani menyampaikan hal tersebut di hadapan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amin yang hadir fisik di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (16/8).
Puan Maharani mengatakan, peperangan yang tengah terjadi antara Rusia dan Ukraina telah memunculkan permasalahan ekonomi hingga pangan.
"Suplai pangan yang sebagian bertumpu pada impor membawa kerentanan yang serius," ujar Puan Maharani.
Ketua DPP PDI Perjuangan ini menuturkan, risiko atas pasokan yang berakibat pada kelangkaan stok dan kenaikan harga, serta risiko gejolak kurs mewajibkan Indonesia membayar lebih mahal.
"
Supply stock pangan dan energi dunia akibat konflik geopolitik global harus menjadi pelajaran serius kita dalam meningkatkan kemandirian pangan dan ketahanan
energy nasional," paparnya.
Menurut Puan, mau tidak mau Indonesia harus secara perlahan mengurangi kecanduan ekspor komoditas.
Karena itu dia berpendapat, sebagai gantinya pemerintah perlu memperkuat kebijakan investasi yang diarahkan pada penguatan industri nasional dalam mengelola nilai tambah komoditas ekspor.
"Pesatnya perkembangan teknologi, seiring dengan tuntutan global terhadap ekonomi yang ramah lingkungan akan mendorong penggunaan teknologi baru dalam pengelolaan Sumber Daya Alam," tuturnya.
"Politik pembangunan harus memiliki prinsip pembangunan berkelanjutan terhadap pengelolaan Sumber Daya Alam," demikian Puan.
BERITA TERKAIT: