Gelar Monolog Budaya, Kemenag Ingin Selaraskan Kehidupan Budaya dan Agama

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-kiflan-wakik-1'>AHMAD KIFLAN WAKIK</a>
LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK
  • Rabu, 08 Desember 2021, 21:13 WIB
Gelar Monolog Budaya, Kemenag Ingin Selaraskan Kehidupan Budaya dan Agama
Acara Internasional Seminar and Expose on Religious Harmony yang digelar Kementerian Agama (Kemenag)/Repro
rmol news logo Kementerian Agama Republik Indonesia menggelar acara monolog budaya dalam seremonial peluncuran buku moderasi beragama yang diterbitkan dalam tiga bahasa. Acara dikemas dalam Internasional Seminar and Expose on Religious Harmony.

Kapuslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Kemenag RI, M. Adlin Sila, mengatakan sejumlah perwakilan dari kedutaan negara sahabat diundang dalam acara ini. Antara lain Amerika Serikat, Australia, Arab Saudi, Mesir, China dan beberapa kedutaan negara lainnya.

"Kita undang pada acara launching buku moderasi beragama dalam tiga bahasa. Bahasa Inggris, bahasa Arab dan Bahasa China," kata Adlin Sila dalam keterangannya, Rabu (8/12).

Kegiatan yang digelar di Bali ini, lanjut Adlin, diisi dengan kegiatan monolog budaya sebagai hal penting dalam merefleksikan tentang hubungan agama dan budaya.

"Banyak yang mungkin bertanya, monolog budaya itu apa sih? Kalau melihat kamus bahasa Indonesia disitu disampaikan bahwa monolog itu adalah semacam cerita dari seseorang, apakah itu tokoh tentang refleksi bagaimana dirinya berhubungan dengan situasi yang mengitarinya," jelasnya.

Lanjutnya, melalui monolog budaya itu diharapkan kehadiran para tokoh-tokoh nasional yang mewakili insan-insan budaya di Nusantara dapat menyuntikkan energi positif terhadap kelangsungan moderasi beragama di Indonesia.

"Kita tahu akhir-akhir ini seakan-akan budaya dan agama cenderung tidak bisa diselaraskan. Terkadang antara budayawan dan agamawan itu tidak bisa bertemu," katanya.

Sambungnya, monolog budaya ini ingin mendengarkan cerita dari para budayawan nasional tentang bagaimana antara praktek-praktek agama itu bisa hidup selaras dengan kebudayaan setempat.

"Dan ini saya kira satu indikator di dalam penguatan moderasi agama yang selama dua tahun ini menjadi agenda utama Kementerian Agama, yaitu bagaimana menyelaraskan antara umat beragama dengan tradisi setempat,"pungkasnya.

Adapun sejumlah budayawan nasional yang didapuk untuk memeriahkan Monolog Budaya antara lain adalah KH D. Zawawi Imron, Kedung Darma Romansha dan Ni Nyoman Ayu Suciartini. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA