Peneliti senior Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saidiman Ahmad mengatakan, secara matematika loyalis massa pendukung dan hasil survei, Ganjar Pranowo memang unggul di PDIP.
Tetapi, dia terhalang oleh tiket Pilpres yang dipegang secara absolut oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Pun Puan oleh Maharani yang digadang-gandang disiapkan sebagai calon presiden.
"Kalau PDIP tidak mengusung Ganjar, akan ada dua kemungkinan. Pertama, dia tidak maju sama sekali. Kedua dia maju diusung oleh partai lain," kata Saidiman Ahmad kepada wartawan, Selasa (23/11).
Saidiman memaparkan, mencari partai politik lain bukan hal sulit bagi Ganjar. Utamanya, partai besar nasionalis seperti Partai Golkar dan Partai Demokrat.
Nah, dari dua partai politik itu, tiket calon presiden akan cenderung lebih mudah diraih Ganjar jika menapakkan kaki di Partai Demokrat.
"Rasanya partai seperti Demokrat punya peluang. Partai Demokrat punya kepentingan untuk mengembalikan kejayaan. Kantong-kantong suara Demokrat di Jawa Tengah dan Timur perlu dimaksimalkan. Kalau Demokrat berhasil mendapatkan Ganjar, peluang itu menjadi terbuka," jelasnya.
Alasan lainnya, lanjut Saidiman, ada kekosongan tokoh populis di Partai Demokrat setelah era Susilo Bambang Yudhoyono berakhir.
"Aspek ketokohan masih sangat besar dalam kultur politik Indonesia. Demokrat pernah berjaya karena aspek ketokohan SBY. Partai ini butuh sosok sepopuler SBY untuk mengembalikan kejayaannya. Dan saya kira, Ganjar cukup memenuhi itu," katanya.
Soal peluang di Partai Golkar, Saidiman menilai tetap ada peluang bagi Ganjar. Tapi tidak cukup besar. Pasalnya, Golkar sudah mengumumkan calon presiden pada 2024 adalah Ketua Umum Airlangga Hartarto.
"Golkar sudah punya Airlangga, yang memiliki dukungan yang cukup solid. Justru yang menarik kalau Golkar berkoalisi dengan Demokrat yang, misalnya, mengusung Ganjar," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: