Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah, Menteri Pertahanan (Menhan) itu justru bisa "menang" pada Pilpres 2024 apabila ia tidak maju sebagai kandidat Capres atau Cawapres.
Dengan kata lain, mantan Danjen Kopassus itu cukup menjadi
king maker pada hajatan lima tahunan nanti.
"Peluang untuk menang lebih besar jika Prabowo tidak maju, artinya ia sebatas
king maker saja," kata Dedi Kurnia kepada
Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu di Jakarta, Senin siang (30/8).
Pengamat politik dari Universitas Telkom ini mengurai, Prabowo tidak lagi dominan dalan skala pemilih nasional, meskipun di Gerindra sendiri ia paling teratas. Sebaliknya, peluang untuk digeser tokoh lain di internal Gerindra cukup besar.
"Dan bergantung siapa yang akan mendampinginya di Pilpres 2024 nanti. Salah menentukan pasangan, ia bisa alami kekalahan serupa 2019," urainya.
Meski demikian, Dedi Kurnia menyatakan bahwa sah saja Gerindra menginginkan Prabowo maju lagi dalam kontestasi Pilpres 2024. Menurutnya, itu keputusan internal partai politik.
"Tetapi perlu dilihat bagaimana ritme perubahan pemilihnya," pungkasnya.
Partai Gerindra memastikan kembali memajukan Ketua Umum Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) pada Pemilu Nasional di tahun 2024 mendatang.
Sekretaris Jendral (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani, memaparkan sejumlah alasan yang memastikan Prabowo bakal kembali maju di perhelatan akbar lima tahunan tersebut.
"Itu sebabnya, kita semua ingin agar Ketua Dewan Pembina dan Ketua Umum Gerindra, Pak Prabowo, dalam Pilpres 2024 maju sebagai capres," ujar Muzani kepada wartawan, Minggu (29/8).
BERITA TERKAIT: