Menurut Gurubesar Ilmu Hukum Internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, tawaran itu sangat menggiurkan bagi Indonesia di tengah melemahnya perekonomian nasional akibat hantaman keras pandemi Covid-19.
“Namun Indonesia tidak mungkin menerima tawaran tersebut bila imbalannya adalah membuka hubungan diplomatik (dengan Israel),†tegas Hikmahanto kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (25/12).
Rektor Universitas Achmad Yani ini kemudian membeberkan 3 alasan Indonesia kenapa tidak akan membuka jalur diplomasi dengan Israel.
“Pertama, selama dalam pembukaan konstitusi Indonesia masih tertera kalimat 'penjajahan di atas dunia harus dihapuskan' maka sebelum Palestina merdeka tidak mungkin bagi Indonesia membuka hubungan diplomatik dengan Israel yang menjajah bangsa Palestina,†jelasnya.
Kedua, lanjut Hikmahanto, masyarakat Indonesia masih bersimpati dan memiliki solidaritas yang tinggi terhadap bangsa Palestina yang ditindas oleh Israel. Baik karena alasan solidaritas agama maupun perikemanusiaan.
Terakhir, Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu melakukan pembicaraan lewat sambungan telepon dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, yang intinya Indonesia tidak akan membuka hubungan diplomatik dengan Israel sebelum Palestina merdeka.
“Presiden Abbas sangat mengapresiasi komitmen Presiden Jokowi, karena Indonesia tidak mengikuti sejumlah negara di Arab yang telah membuka hubungan diplomatik,†tandasnya.
BERITA TERKAIT: