Menanggapi hal ini, pakar hukum hubungan internasional Universitas Indonesia Profesor Hikmahanto Juwana meminta Airlangga untuk menghentikan negosiasi tersebut.
Pasalnya, Hikmahanto menilai, hadir atau tidaknya Airlangga dalam negosiasi itu Trump akan bersikukuh menerapkan tarif tingi untuk Indonesia lantaran tergabung dalam BRICS.
"Bahkan ada kemungkinan ditambah lagi 10 persen sebaik wujud ancaman Trump terhadap negara-negara yang tergabung dalam BRICS," kata Hikmahanto kepada
RMOL, Selasa 8 Juli 2025.
Menurutnya, dengan dibatalkannya negoisasi itu, maka akan menjaga marwah dan martabat Indonesia yang seolah mengemis kepada Trump.
"Pembatalan ini dalam rangka Indonesia tidak mengemis-ngemis ke Trump dan kuat dalam mempertahankan kedaulatan serta wujud penolakan intervensi asing," tutupnya.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump resmi mengirimkan surat kepada Presiden Prabowo Subianto yang berisi pernyataan tegas menambah tarif bagi produk Indonesia sebesar 32 persen.
BERITA TERKAIT: