"Sudah saatnya Muhammadiyah dan NU mengambil peran dalam reshuffle kabinet nanti," kata Sekretaris Jenderal Koordinator Untuk Relawan Maruf Amin (Kurma), Aris Munandar, Jumat (18/12).
Aris menilai bahwa Muhammadiyah dan NU sebagai ormas Islam terbesar saat ini menjadi mendukung pemerintahan Jokowi-Maruf, tetapi oleh pemerintah sama sekali tidak 'dijawil' untuk menduduki posisi strategis di jajaran kabinet.
Salah satu contohnya, kata dia, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang biasa diisi tokoh Muhammadiyah dan juga Menteri Agama yang diisi tokoh NU, kini dua posisi itu diisi kalangan profesional.
"Sudah saatnya Kemendikbud dan Kemenag kembalikan ke NU dan Muhammadiyah, kalau dua kementerian ini dikembalikan jatahnya ke NU dan Muhammadiyah, maka optimisme dan rasa nasionalisme berkebangsaan akan bergairah kembali," katanya.
"Siapa orangnya? Ya Muhadjir Effendi bisa kembali dan cocok di Kemendikbud. Kalau Kemenag biarkan Kiai Said Aqil (Ketum PBNU) yang memilih orangnya," imbuhnya.
Memang, Aris secara prinsip menyerahkan sepenuhnya kepada Presiden Jokowi untuk memilih figur yang pas untuk membantunya menjalankan pemerintahan.
Tetapi, dia juga memiliki sejumlah nama lain yang mungkin dipilih presiden dalam reshuffle kali ini, diantaranya Sutrisno Bachir yang merupakan tokoh Muhammadiyah dan aktif di PAN san Budi Suryanto yang kini menjabat Wakil Menteri ATR.
Selain itu, ada anggota Komisi III DPR dan aktifis Muslimat NU di Kota Semarang, Eva Juliana.
"Nama-nama ini setelah dipelajari oleh Kurma dinilai layak untuk dipertimbangkan sebagai pembantu Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amin di Kabinet Indonesia Maju," tandasnya.
BERITA TERKAIT: