Sekjen PKB, Hanura, Perindo, PSI dan PKPI itu membahas isu perombakan kabinet yang santer belakangan ini.
Pengamat politik Universitas Nasional, Andi Yusran mengingatkan Presiden Jokowi untuk membangun sistem tradisi baru dalam merekrut calon pembantunya di Kabinet Indonesia Maju.
Kata Andi, tradisi rekruitmen baru dengan cara melakukan
fit & proper test (uji kelayakan dan kepatautan) dengan menerapkan berbagai indikator yang jelas.
"Jokowi sebaiknya membuat tradisi baru dalam rekruitmen menteri dengan melakukan fit and proper test secara ketat dengan indikator indikator yang telah disiapkan," demikian pendapat Andi Yusran kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (17/12).
Lebih lanjut Andi menjelaskan, beberapa indikator yang penting menjadi dasar pertimbangan Jokowi adalah integritas, kapabilitas, akademis, profesionalitas dan kapasitas moral.
Pendapat Doktor Politik Universitas Padjajaran ini, lima prinsip itu penting diterapkan dalam proses rekruitmen.
Tujuannya untuk menyembuhkan luka serius yang terjadi akibat dua pembantu Jokowi tersnagkut masalah korupsi.
"Persyatatan tersebut menjadi penting untuk ‘menyembuhkan’ luka serius kementerian yang terjangkiti ‘virus korupsi'," demikian kata Andi Yusran.
BERITA TERKAIT: