Umumnya mereka mengacungkan jempol kepada aparat karena telah berhasil melakukan tugas berat yang bila salah urus potensial menimbulkan persoalan, bahkan huru-hara.
Ketua Umum Milenial Muslim Bersatu, Khairul Anam mengatakan, karena di Indonesia Lebaran diperlakukan begitu khusus. Dia awalnya pesimis imbauan pemerintah agar tidak melakukan mudik akan berhasil.
“Kami tidak begitu yakin imbauan itu akan dipatuhi, bahkan saat negeri dalam pandemik Covid-19 atau virus corona baru," kata Khairul Anam, dalam keterangannya, Rabu (6/5).
"Karena kita semua tahu betapa abnormalnya cara pikir warga kita bila itu terkait mudik. Apa pun diterjang, tiket mahal, jalanan macet, jarak yang jauh dan sebut saja kendala lainnya," dia menambahkan.
Khairul menjelaskan, tahun lalu 2017 pada H-7 hingga H-1 Lebaran, PT Jasa Marga mencatat total volume lalu lintas mudik sebesar 1.216.859 kendaraan. Jumlah tersebut naik 1,04 persen dibandingkan arus mudik 2018.
Maka, manakala Operasi Ketupat 2020 terlihat berhasil menekan pemudik, Khairul mengapresiasi hal itu. Menurut dia, hal itu tak akan mungkin tanpa ketegasan namun juga pendekatan humanis yang dilakukan.
“Tanpa dua hal itu, tak mungkin (larangan mudik berhasil),†katanya.
Dengan ketegasan namun sangat humanis, hingga 10 hari puasa, personel Operasi Ketupat yang terlibat mampu menghalau 23 ribu kendaraan para pemudik untuk putar balik dari Lampung sampai Jawa Timur.
Dia juga memberikan apresiasi pada jajaran dan pimpinan Korlantas yang meninjau langsung sejumlah titik pengecekan sampai ke Jawa Tengah dan Jawa Timur.
"Selain dapat mendengar dan menyaksikan langsung kondisi lapangan juga meningkatkan moril anggota yang harus berjaga, memantau selama 24 jam sehari," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: