Hal itu merupakan evaluasi tiga bulan kerja anggota DPR di Senayan. INSES melakukan riset tentang data media monitoring selama Oktober hingga Desember 2019.
Peneliti senior INSES, Dian Permata menilai, citra dan kinerja komunikasi politik sebuah partai politik diukur dari frekuensi dan intensitas kemunculan para politisi dalam pemberitaan di media massa.
"Semakin sering muncul, memanfaatkan, dan menciptakan sebuah isu atau tema publikasi maka sebuah partai politik mampu dikatakan mengkapitalisasi ruang publikasi yang tersedia di media massa," ucap Dian Permata kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (2/2).
Hasilnya, PKS menjadi partai politik yang menjuarai dalam menggerakkan politisinya untuk memberikan komentar di hadapan media massa.
"Ada 50 kursi anggota parlemen dari PKS. Dari angka ini, 38 di antaranya aktif dikutip namanya sebagai narasumber berita di media massa. Artinya, 76 persen anggota parlemen dari PKS ini sudah dikenal oleh para jurnalis. Kemunculan 38 anggota parlemen dari PKS ini tergambar atau direpresentasikan pada 536 berita," jelas Dian.
Dian menambahkan, efektivitas politisi PKS dalam berkomentar di media massa tersebut dihitung dengan cara membandingkan antara jumlah kursi yang dimiliki di DPR dengan jumlah legislator yang muncul dalam publikasi di media massa.
Setelah PKS kata Dian, terdapat partai lainnya yang menyusul yang menguasai ruang publik di media massa.
Partai Golkar dan PKB merupakan partai di bawah PKS yang menguasai ruang publik di media massa. Dimana, sebanyak 52 dari 85 anggota DPR dari Golkar sudah muncul di media massa atau 61,17 persen. Sedangkan PKB sebanyak 35 dari 58 anggota DPR yang telah muncul di media massa.
BERITA TERKAIT: