Menurut pengamat politik dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Suko Widodo, deklarasi dukungan dari elemen Golkar daerah tersebut menunjukkan bahwa pengurus, fungsionaris serta kader Golkar baik pusat ataupun daerah masih menginginkan Airlangga sebagai
leader.
"Dengan makin banyaknya dukungan, peluang Airlangga untuk kembali menduduki kursi Golkar 1 sangat besar," jelas pria yang akrab disapa Sukowi itu kepada
Kantor Berita RMOL, Sabtu (10/8).
Dalam analisa Sukowi, motif politik dibalik maraknya dukungan DPD-DPD sebagai pemilik suara pada Munas tersebut, disebabkan faktor kepemimpinan Airlangga yang
mandegani dan
ngayomi para kader beringin.
"Mereka (DPD) segera melakukan ikrar dukungan karena merasakan hal itu dalam kepemimpinan Airlangga," tegas Sukowi.
Sukowi menambahkan, Airlangga dinilai berhasil menyelamatkan Golkar dari ancaman degradasi di tengah terpaan prahara dualisme kepemimpinan dan kasus hukum yang membelit beberapa elitnya.
"Kini, Golkar masih jaya di papan atas klasemen Pemilu 2019. Semua itu berkat Airlangga," ujar Sukowi.
Dukungan Jokowi Sukowi melanjutkan analisanya. Dengan posisi Golkar di papan atas, partai beringin tersebut punya
bargaining position yang menentukan dalam dunia perpolitikan nasional. Dengan posisi yang demikian, Presiden Joko Widodo tentu berkepentingan untuk menjaga dukungan Golkar bagi kestabilan pemerintahannya.
"Pak Jokowi pasti melihat dinamika itu. Pasti mengikuti arah dukungan. Dan Airlangga masih menguasai jalannya pertandingan," kata Sukowi.
Faktor lainnya, menurut Sukowi, kedekatan Jokowi yang sudah terbiasa dengan Airlangga karena juga menjadi pembantunya sebagai Menteri Perindustrian di kabinet kerja. Sikap Airlangga yang tidak
neko-neko (aneh-aneh) dan
cetho welo-welo (meminta langsung), apalagi soal posisi strategis khususnya kabinet tentu disukai Jokowi.
"Airlangga
manut (ikut) saja apa kata Pak Jokowi. Mungkin ini yang membuat Jokowi suka," tandas Sukowi.
BERITA TERKAIT: