Demikian dikatakan staf pengajar Universitas Indonesia, Mulawarman Hannase dalam diskusi "Menjaga Demokrasi dari Bahaya Hoax untuk Pemilu yang Jujur dan Berintegritas" oleh Indonesian Democracy Network (IDN) di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (22/1).
"Yang paling berdosa itu orang yang ada di balik suatu hoax. Pembuat hoax itu yang paling berdosa," ujar Mulawarman.
Produsen yang dimaksud adalah para politisi yang terlibat dan memiliki kepentingan dalam pembuatan serta penyebaran hoax. Tidak terkecuali tokoh agama.
"Masyarakat (yang ikut menyebarkan hoax) tidak sepenuhnya salah, karena mereka konsumen. Yang paling berdosa adalah mereka para politisi, agamawan yang selalu memproduksi hoax, informasi tidak benar," tutur Mulawarman.
Dia memiliki cara agar masyarakat khususnya umat beragama tidak menjadi korban hoax. Caranya dengan mengamalkan perintah agama yang tetap mengedepankan akal sehat. Upaya ini dinilai penting mengingat masifnya penyebaran hoax jelang pemilu.
"Jangan beragama secara doktriner, beragama tapi tidak menggunakan akal sehat atau rasio. Atau dalam Islam disebut tekstual. Jadi korban hoax ini bukan karena tingkat beragama kita, tapi cara beragama yang menentukan," demikian Mulawarman.
[rus]
BERITA TERKAIT: