Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Almarhum KH. Muhammad Muqoddas Ulama Sederhana Dengan Akhlak Mewah

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Senin, 24 Juli 2017, 00:29 WIB
Almarhum KH. Muhammad Muqoddas Ulama Sederhana Dengan Akhlak Mewah
rmol news logo Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak menilai almarhum Drs. KH. Muhammad Muqoddas, M. Ag., Lc. merupakan ulama sederhana, dengan akhlak mewah.

Selain dari cerita-cerita yang diperolehnya, penilaian kepada tokoh Muhammadiyah yang meninggal dunia pada pukul 19.10 Wib Sabtu kemarin (22/7) di RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta tersebut juga dialami Dahnil sendiri sendiri.

Berikut testimoni lengkap Dahnil terhadap kakak kandung mantan Ketua KPK M. Busyro Muqoddas yang semasa hidupnya menjabat Ketua PP Muhammadiyah selama tiga periode tahun 2000-2015.

Almarhum Muhammad Muqoddas Adalah Ulama Sederhana, dengan Akhlak Mewah

BAGI warga Muhammadiyah, almarhum Pak Muhammad Muqoddas adalah ulama yang hanif. Beliau adalah ulama yang tegas dan terang dalam bersikap, integritas dan akhlaknya melangit, ulama yang hidup sederhana adalah pilihan, tidak tergoda dengan godaan material, dedikasi dirinya hanya untuk dakwah Islam melalui Muhammadiyah.

Saya punya tiga peristiwa yang paling saya ingat untuk menggambarkan sikap beliau tersebut. 1 peristiwa yang langsung saya alami, 2 peristiwa saya kutip dari berbagai cerita.

Pertama. Ketika tahun 2014 yang lalu pertama kali saya terpilih sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, saya diminta untuk hadir dalam rapat rutin Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Yogyakarta. Pada saat itu saya diminta untuk menyampaikan pandangan tentang Muhammadiyah dan apa yang akan dikerjakan Pemuda Muhammadiyah 4 tahun kedepan.

Nah, pada saat itu beliau ikut mendengar. Berbagai hal saya sampaikan. Di akhir beliau dengan tegas namun penuh dengan kasih khas seorang ayah. Beliau menyampaikan, "Ananda harus ingat, mengurusi Pemuda Muhammadiyah itu amanah, jalan menuju surga. Atau bila abai, bisa juga menjadi jalan menuju neraka. Makanya urusi Pemuda Muhammadiyah saja ndak usah yang lain, masalah Ananda akan menjadi apa dan dapat apa, itu urusan Allah SWT, ingat itu," sambil beliau menunjuk saya.

Kedua. Saya mendapatkan laporan, dari kawan-kawan Pemuda Muhammadiyah di Sumatera Utara. Pada saat itu Almarhum Pak Muhammad Muqoddas dalam kondisi yang tidak terlalu sehat berangkat ke salah satu kota di Sumatera Utara untuk ceramah. Nah, dalam acara Tabligh Akbar itu hadir juga Bupati. Selesai ceramah kemudian, Pak Bupati memberikan amplop tebal kepada almarhum Pak Muhammad Muqoddas.

Kemudian Pak Muhammad, menyampaikan, "Pak Bupati ini apa?"

"Untuk sekedar transport, Kiai," jawab Pak Bupati,

"Terimakasih banyak Pak Bupati. Saya sudah diongkosi dan diberi sangu oleh Muhammadiyah, InsyaaA llah cukup," balas Pak Muhammad Muqoddas.

Amplopnya dikembalikan oleh Pak Muhammad Muqoddas dan akhirnya amplopnya diberikan Pak Bupati kepada panitia sebagai sumbangan untuk Muhammadiyah di Kota tersebut.

Ketiga. Saya kutip cerita Pak Marwan, pengurus Muhammadiyah Ranting Nitikan,Yogyakarta.

Suatu saat pertengahan tahun 2005 berdasarkan keputusan sidang Dewan Perwakilan Rakyat RI, Bapak H. Muhammad Busyro Muqoddas adik beliau telah dipilih sebagai anggota Komisi Yudisial. Nah, kemudian warga Muhammadiyah Nitikan, Yogyakarta membuat syukuran. Dan yang mengisi ceramah adalah Almarhum Pak Muhammad Muqoddas.

Ceramah beliau tegas, lugas dan mengerikan. Ini singkatan ceramahnya:

"Busyro, kamu akan berangkat ke Jakarta untuk memikul beban yang ditugaskan negara. Busyro kamu jangan korupsi. Sekali lagi, jangan korupsi. Jangan memalukan keluarga. Jangan memalukan Muhammadiyah."

Dan yang mengerikan, brak brak. Podium diketuk dengan keras.

Itulah kenangan warga Muhammadiyah Ntikan terhadap beliau H Muhammad Muqoddas. Jangankan Pak Busyro Muqoddas, adiknya sendiri yang dinasehati terdiam,  juga yang hadir berjubel di Masjid Muthohhirin terdiam, tertunduk karena merasa peringatan bukan tertuju hanya kepada Pak Busyro saja tetapi kepada semua yang hadir.

Nah, cerita-cerita seperti ini banyak disampaikan aktivis-aktivis Muhammadiyah. Almarhum Pak Muhammad Muqodas terkenal tegas dan tinggi integritasnya. Sebagai cucu pendiri Perguruan Silat Tapak Suci Putra Muhammadiyah, beliau adalah Kiai Besar Muhammadiyah yang memang mengalir darah ulama yang punya prinsip tinggi dalam bersikap terutama terkait dengan amar makruf nahi mungkar.

Di Muhammadiyah biasanya beliau menjadi seperti "polisi integritas" coba-coba melenceng dari akhlak Islam, Akhlak dakwah Muhammadiyah, maka bersiap akan mendapat teguran keras dari beliau.

Hidup beliau memang sangat sederhana, tapi beliau memiliki kemewahan akhlak. Kami kehilangan teramat sangat, dan saya yakin akan tetap banyak Muhammad Muqoddas yang lain. Selamat Jalan Ayahanda. Biar kami kenang dan teladani akhlakmu.

Salam
Dahnil Anzar Simanjuntak
Ketua umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA