Hal ini disampaikan Ketua Umum Barisan Relawan Nusantara (BRN), Edysa Girsang. Pria yang biasa disapa Eki ini mengungkapkan, keberhasilan propaganda Orba itu merupakan sebuah kegagalan pemahaman yang terjadi di masyarakat.
"Ini membuktikan bahwa pelaku perubahan tahun 98 silam telah jauh dari rakyat, sehingga rakyat kembali terbuai dengan ilusi-ilusi keindahan yang dihembuskan kaum oligarki yang kembali ingin menguasai pemerintahan," katanya kepada wartawan lewat keterangan tertulis.
Eki menjelaskan, sikap pesimistis dari masyarakat saat ini seharusnya menjadi refleksi bagi pelaku dan penggerak perubahan lainnya. Dia mengimbau para eks aktivis mahasiswa dan elemen rakyat yang pernah membangun perlawanan terhadap rezim otoriter Orba, yang telah tersebar di berbagai profesi, seharusnya tetap berdekatan dengan rakyat.
"Jangan karena perut sendiri sudah enak kita lupa untuk mendidik, membela dan mencerdaskan rakyat," ucap dia.
Salah satu pentolan demonstrasi massa 1998 ini menegaskan lagi bahwa sebagaian besar masyarakat belum lepas dari bayang-bayang halusinasi Orde Baru. Situasi ini masih terjadi menjelang 20 tahun Tragedi Mei 98.
"Piye le masih penak jaman ku tho, adalah sebuah kalimat pembodohan. Secara taktis, Orba memang menciptakan stabilitas harga-harga, namun di balik itu terdapat banyak darah yang tertumpah, banyak orang menghilang, hak berserikat dan berpendapat dibungkam," pungkas Eki.​
[ald]
BERITA TERKAIT: