Jika dibandingkan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) yang disebut-sebuy pantas menantangnya di Pilkada Jakarta 2017, Ahok kalah dalam beberapa hal penting.
Demikian hasil riset Laboratorium Psikologi Politik UI soal kapabilitas sejumlah kepala daerah di pusaran Pilgub DKI Jakarta.
Dari tujuh hal yang dinilai, Risma mengungguli Ahok dalam empat bidang yaitu
governability,
leadership,
komunikasi politik, dan integritas moral. Sementara Ahok unggul di tiga hal yaitu kemampuan politik, visioner, dan intelektualitas.
Penilitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu focus group discussion (FGD) dan survei opinion leader.
Tahap pertama adalah FGD. Dilaksanakan pada tanggal 9 Juni 2016 dengan lima orang narasumber yang berasal dari pakar psikologi politik, pakar tata kota dan transparansi, pakar ekonomi, pakar politik, dan jurnalis. FGD ini bertujuan untuk menentukan aspek-aspek penilaian dan nama kandidat yang akan dinilai oleh para pakar di survei
opinion leader. Nama kandidat dipilih berdasarkan prestasi dan jejak rekam yang baik serta dipilih juga nama-nama yang telah mendeklarasikan diri untuk menjadi calon Gubernur DKI Jakarta 2017.
Tahap selanjutnya adalah survei
opinion leader. Para pemimpin ini bukan orang yang mudah diakses atau dilakukan penilaian kepribadian secara tatap muka langsung. Maka dilakukan penilaian jarak jauh oleh para pakar, dengan memberikan 25 indikator penilaian yang mengukur dua dimensi (kapabilitas dan karakter persolan), yang terbagi menjadi delapan aspek untuk dinilai. Survei dilakukan melalui proses
expert judgement dari pakar yang telah dilakukan pada rentang waktu 13 Juni-28 Juli 2016.
"Kami mewawancarai 215 orang responden, dirandom dari 250 orang yang ada di
database Laboratorium Psikologi Politik UI, di antaranya 37 persen gelar doktor dan 29 persen gelar profesor," ujar Ketua Laboratorium Psikologi Politik UI, Hamdi Muluk, dalam konferensi pers hasil penelitian di Restoran Madame Ching di Menteng, Jakarta Pusat, Senin (1/8/2016).
Misalnya di bidang
Governability atau manajerial, implementasi kebijakan, kemampuan menyelesaikan masalah. Tri Rismaharini paling tinggi dengan angka 8,0 persen, sedangkan Ahok 7,9 persen. Di bawahnya ada Ridwan Kamil (7,7 persen), Djarot Saiful Hidayat (6,2 persen), Sandiaga Uno (6,1 persen), Suyoto (6,0 persen), Yoyok Riyo Sudibyo (5,9 persen), Sjafrie Sjamsoeddin (5,7 persen) dan Yusril Ihza Mahendra (5,2 persen).
Dalam hal
leadership (
decision making, responsibility, motivating, participative directive), Risma lagi-lagi unggul dengan 7,77 persen. Sedangkan di urutan kedua Ridwan Kamil (7,71), kemudian barulah Ahok (7,17), diikuti Djarot Saiful Hidayat (6,68), Sandiaga Uno (6,55), Suyoto (6,46), Yoyok Riyo Sudibyo (6,36), Sjafrie Sjamsoeddin (6,34) dan Yusril Ihza Mahendra lagi-lagi paling bawah dengan 5,90 persen.
Soal integritas moral, Risma masih menggungguli Ahok dengan angka 8,3 persen, sementara Ahok 7,9 persen. Di bawahnya adalah Ridwan Kamil (7,7)
Yoyok Riyo Sudibyo (6,7), Suyoto (6,6), Djarot Saiful Hidayat (6,5), Sandiaga Uno (6,2), Sjafrie Sjamsoeddin (5,8) dan Yusril Ihza Mahendra (5,1).
Dalam kemampuan komunikasi politik, juaranya adalah Ridwan Kamil (7,9 persen). Baru kemudian diikuti Risma (7,7), Ahok (7,4), Yusril Ihza Mahendra (6,4), Djarot Saiful Hidayat (6,3), Sandiaga Uno (6,8), Suyoto (6,2), Yoyok Riyo Sudibyo (5,0) dan Sjafrie Sjamsoeddin (6,0).
[ald]
BERITA TERKAIT: