Hal itu dikatakan politisi PDIP, Adian Napitupulu, menanggapi "insiden" satu mobil Megawati, Jokowi dan Ahok saat mendatangi Rapimnas I Golkar di Istora Senayan, Kamis malam lalu.
"Peristiwa itu bukan lagi signal senter tapi sudah signal mercu suar, jelas, terbuka. Bahkan enam cagub yang sudah diseleksi PDI Perjuangan pun tidak mengalami keistimewaan seperti itu," ujar Adian dalam keterangan persnya.
Dia istilahkan, "calon menantu, calon mertua dan wali besan" susah duduk satu mobil. Maka jadi tidaknya pernikahan tinggal menunggu keberanian si calon menantu menyampaikan keinginan. Sayangnya, di momentum itu Ahok justru grogi dan putus asa.
Diketahui saat itu Ahok menyampaikan ke Mega bahwa dirinya telah beralih ke jalur partai politik untuk bertarung di Pilkada Jakarta, dengan harapan mendapat dukungan langsung dari PDIP. Mega membalas dengan menyatakan PDIP punya mekanisme internal untuk mengusung calon gubernur.
"Pernyataan Ibu Megawati tidak bersambut pertanyaan dari Ahok 'mekanisme apa dan bagaimana Bu?'. Obrolan yang sudah menjurus keputusan kemudian berlanjut dengan obrolan lain yang tidak ada hubungannya," ungkap Adian.
Di saat genting itu, ungkap Adian, pikiran Ahok berkelana sendiri, mengkhayal sendiri dan bingung sendiri tanpa berani bertanya tentang mekanisme yang dimaksud Megawati.
"Jika percakapan dalam mobil itu jadi film, mungkin penonton akan berteriak sama sama 'yeee elo Hok, cuma ngomong aja susah bener, ego lo kegedean atau nyali yang kekecilan," sindir Adian.
"Ternyata Ahok masih ABG (anak baru gede), mau menikah tapi enggak berani ambil tanggung jawab, mau melamar tapi takut syarat. Di luar ngomong keras tapi pas ketemu Ibu Megawati dengkul lemas," lanjut Adian.
Menurutnya, dengan difasilitasi Presiden Jokowi dan ruang yang diberikan Megawati, sekarang tergantung Ahok apakah akan menjadikan ribuan anggota PDIP dan organisasi sayapnya sebagai saudara atau "lawan" di Pilkada Jakarta.
"Tergantung dari keberanian Ahok berbicara dan meyakinkan Ketua Umum PDI Perjuangan," pungkas Adian.
[ald]
BERITA TERKAIT: