Demikian disampaikan Ketua Lingkar 98, Bernard Haloho, yang mengharapkan menteri-menteri baru dilantik dapat mewujudkan keinginan presiden memperbaiki keadaan bangsa, khususnya di bidang ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
Namun, untuk semakin memperkuat dan mengokohkan agenda-agenda strategis presiden, seharusnya presiden terus memperkuat barisan pemerintahannya, khususnya di lingkaran presiden sendiri, dengan menempatkan kelompok loyalisnya.
"Keputusan reshuffle hari ini telah menempatkan Kepala Staf Presiden (Luhut Panjaitan) merangkap jabatan karena juga menjabat Menko Polhukam. Agar kinerja Menko Polhukam dan KSP efektif maka sebaiknya dipegang oleh orang berbeda," saran Bernard, dalam siaran pers yang diterima redaksi.
Lingkar 98 mendesak presiden secepatnya mengisi jabatan Kepala Staf Presiden dengan orang yang tangguh, berani, loyal, cekatan, pintar dan selalu berjuang bersama Presiden Jokowi dalam menyukseskan agenda pemerintah. Dalam memilih Kepala Staf Presiden sebaiknya presiden tidak memilih dari menteri yang baru saja didepak, melainkan dari kelompok relawan garis keras pendukung presiden yang kerja dan kesetiaannya sangat teruji.
"Hindari sabotase dari dalam tubuh kekuasaan terhadap agenda-agenda pemerintah. Presiden harus mempertimbangkan secara seksama dalam menempatkan orang terbaiknya jadi Kepala Staf yang berasal dari relawan garis keras pendukungnya yang loyal dan konsisten," ujar Bernard.
Sedangkan mengenai hasil reshuffle, Lingkar 98 menilai kehadiran ekonom senior, Rizal Ramli (RR), di tengah kabinet hasil reshuffle sebagai Menko Maritim bagaikan oase di tengah padang gurun.
"Hadirnya RR di Kabinet Kerja bagaikan oase di tengah padang gurun bagi masyarakat dalam mewujudkan Nawacita Presiden Jokowi," sebut Bernard.
[ald]
BERITA TERKAIT: