"Menghadapi kelemahan kurs dan kelemahan barang impor, produsen jangan sampai naikkan harga. Kurs naik, harga naik, itu biasanya. Harusnya kita berpikir bagaimana menekan ongkos dan efisenkan biaya. mengubah sistem produksi dan distribusi,†kata Jokowi dalam forum silarutahmi dengan pelaku ekonomi dan para ekonom nasional yang difasilitasi Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), di Jakarta Convention Center, Rabu (9/7).
Kalau perlu ubah desain supaya kita lebih efisien. Kalau diperlukan lakukan itu, bukan cari gampangnya kurs naik harga ikut naik, sehingga kita tidak mau berpikir mengubah sistem produksi, sistem distribusi. Tingginya harga barang dan jasa itu yang membuat negara kita tidak kompetitif,†tambah Jokowi.
Jokowi mengakui dunia industri nasional sudah terlalu jauh tertinggal dibandingkan negara lain. Bahkan Indonesia sudah menuju de-industrialisasi.
"Itu harus kita balik,†tegas mantan Gubernur Jakarta ini.
Jokowi menceritakan pengalamannya ketika tiga pekan lalu berkunjung ke industri galangan kapal di Batam. Dia heran, meski 2/3 wilayah Indonesia terdiri dari perairan, namun 80 persen kapal yang Indonesia beli tiap tahun berasal dari impor.
Padahal galangan kapal kita siap. Di samping besar, industri galangan kapal kita juga membuka banyak lapangan kerja. Dalam rapat terbatas, saya sudah perintahkan pemerintah tidak boleh lagi beli kapal dari luar negeri atau impor, buat sendiri di dalam negeri karena kita siap,†terangnya.
Sekali lagi Jokowi menegaskan bahwa pemerintah bertugas membangun mesin pertumubuhan ekonomi yang baru. Untuk mendapat hasil bagus, harus ada revolusi di budaya manajemen.
[ald]
BERITA TERKAIT: