Hal ini dikatakan presiden di depan para ekonom dan pelaku ekonomi dalam forum yang digelar Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) di JCC, Jakarta, Kamis (9/7). Sebelumnya, Ketua Umum ISEI, Darmin Nasution, menyampaikan peta masalah ekonomi dan usulan solusi kepada Jokowi. (
klik di sini)
Presiden mengatakan, satu hal yang amat ia yakini adalah pemerintah tidak bisa menunda lagi untuk melakukan reformasi perekonomian fundamental.
"Perombakan ekonomi yang dilakukan harus mendalam dan menyeluruh, meskipun pahit dan sakit, kita tak boleh lagi menunda. Tidak ada kemajuan tanpa pengorbanan,†kata Jokowi.
Jokowi mencontohkan, saat ini ada beberapa negara yang alami kontraksi ekonomi karena bertahun-tahun mereka mengabaikan kenyataan bahwa dunia sudah berubah dan negara mereka tidak lagi kompetitif. Selama bertahun-tahun, lanjut Jokowi, negara-negara itu enggan menelan obat yang pahit. Sayang, Jokowi tidak menjelaskan negara mana yang ia maksud.
"Bahkan ada beberapa negara, di mana pemerintahnya menjanjikan sesuatu yang ajaib, kesejahteraan tanpa perlu kerja keras. Tidak ada hal seperti di dunia. Negara-negara itu sekarang berada di ambang krisis perekonomian karena bertahun-tahun hidup mewah tanpa kerja keras. Ini yang harus kita hindari jangan sampai Indonesia terjebak kondisi seperti itu," ungkap Jokowi.
Ia mengaku distorsi ekonomi beberapa tahun terakhir mengakibatkan ketimpangan dalam masyarakat. Seiring kesenjangan sosial semakin besar, dibutuhkan investasi di bidang pendidikan dan kesehatan agar sumber daya manusia Indonesia menjadi lebih baik.
"Kita membutuhkan reformasi struktural. Memang kita tidak bisa ambil jalan pintas dan tidak ada peluru ajaib. Tidak bisa saya katakan simsalabim maka masalah teratasi. Dan masyarakat harus sadar, tidak ada simsalabim maka semua masalah teratasi," tegas Jokowi.
[ald]
BERITA TERKAIT: