Setelah disambangi sejumlah perwakilan komunitas dan mahasiswa yang tergabung dalam GMD di kediamannya di Cinere, pada Minggu lalu (10/5), keesokan harinya (Senin, 11/5) pakar tata ruang dan perkotaan ini menyatakan sikap bergabung dengan GMD dan siap maju sebagai cawalkot dari jalur independen atau non-partai politik bila memungkinkan dalam persyaratan.
"Dari dorongan gerakan ini, bila saya harus maju menjadi Cawalkot Depok, saya akan maju dari jalur independen dan berjuang bersama teman-teman (GMD)," kata Emil dalam siaran persnya.
Bahkan, Emil menyatakan akan mundur dari dukungan parpol yang telah memintanya maju sebagai calon kepala daerah di kampung halamannya, Trenggalek, maupun di Blitar. Emil mengatakan, langkahnya ini semata agar menjadi pembelajaran politik dan perjuangan baru arus bawah dalam demokrasi.
Bahkan, dukungan agar dirinya maju sebagai Cawalkot alternatif dari jalur independen juga disuarakan oleh calon alternatif lain yang juga diusung GMD, yakni Heri "Blangkon" Syaefudin, yang juga dikenal sebagai pejuang ruang publik di kalangan komunitas Depok.
Dalam pernyataannya, Emil juga menyebut nama Cawalkot altenatif lainnya, yakni Andi Malewa, aktivis sosial pendiri Institut Musik Jalanan (IMJ). Dengan nada menantang, Emil mengajak Andi maju bersamanya lewat jalur independen.
"Ini merupakan perjuangan sesungguhnya. Bagi saya, bila 130 ribu dukungan yang menjadi syarat jalur independen terpenuhi dalam tenggat waktu yang sangat dekat, ini sudah merupakan kemenangan besar kita semua. Kemenangan bagi saya adalah dapat membuahkan pembelajaran demokrasi yang sehat lewat jalur independen," ungkap warga Cinere yang pernah meraih predikat Doktor Ekonomi Pembangunan termuda di Jepang saat berusia 22 tahun ini.
Pernyataan Emil Dardak disambut positif GMD, yang merupakan kolaborasi gerakan komunitas dengan gerakan mahasiswa, dengan mempersiapkan pembentukan relawan-relawan dan aksi pengumpulan KTP sebagai syarat pendaftaran cawalkot dari jalur independen.
[ald]
BERITA TERKAIT: