Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jokowi Ungkap Tiga Momentum Penentu Kemenangan di Detik-detik Terakhir

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Minggu, 31 Agustus 2014, 22:06 WIB
Jokowi Ungkap Tiga Momentum Penentu Kemenangan di Detik-detik Terakhir
jokowi/net
rmol news logo Joko Widodo menceritakan momen-momen penting jelang pemilihan presiden 9 Juli 2014 lalu. Momentum tersebut turut memberikan andil kemenangannya atas pasangan Prabowo-Hatta.

"Memang semuanya karena Allah," jelas Jokowi saat menjadi pembicara Rancang Bangun Indonesia 2014-2019 dalam rangkaian acara Muktamar PKB di Hotel Empire Palace, Surabaya, malam ini (Minggu, 31/8).

Pertama soal pernyataan Wakil Sekjen Fahri Hamzah sinting terkait komitmen Jokowi yang akan menjadikan 1 Muharram sebagai hari santri nasional.

Jokowi menceritakan, 10 hari jelang pencoblosan, dia mendapatkan info bahwa elektabilitasnya hampir sama dengan Prabowo-Hatta. Karena saat itu, jelas Jokowi, ada yang menyebutkan hanya tinggal terpaut 0,5 persen, 1 persen, dan ada yang mengatakan 1,5 persen.

Mendapat pemaparan seperti itu, Jokowi lalu bertanya apa yang akan dilakukan. Dia lalu diajak PKB berkunjung ke Pondok Pesantren Babussalam, Banjarejo, Malang.

Dalam kunjungannya itu, ada yang mengusulkan agar 1 Muharram dijadikan sebagai Hari Santri Nasional. Jokowi menjawab, akan memperjuangkan kalau memang terpilih.

Namun setelah itu, sambungnya, ada pernyataan yang menyebut Jokowi sinting. Tapi, pernyataan Fahri Hamzah itu kemudian mendatangkan berkah. Karena kecaman terhadap Fahri meluas meski dia sudah klarifikasi bahwa dia bukan menghina Jokowi, melainkan hanya idenya.

"Saya senang, setelah itu ada survei dapat 3 juta (suara). Alhamdullah, karena 'Jokowi sinting' (saya) tidak kemana-kemana dapat 3 juta," beber Jokowi.

Kedua adalah pada debat terakhir dengan Prabowo-Hatta. Menurutnya, mereka memperoleh suara karena pasangan lawannya kerap melakukan 'gol bunuh diri'.

"Terakhir, saat hari tenang," imbuh Jokowi.

Saat itu, ada yang mengusulkan agar Jokowi mengecek semua jelang pencoblosan. Namun dia heran, hari tenang malah disuruh-suruh lagi.

"Lalu saya tinggal umroh. Tapi dipermasalahkan," imbuhnya.

Saat itu beredar foto Jokowi dengan baju ihrom Jokowi terbalik. Padahal sebenarnya tidak. Namun, ada pihak yang sengaja membuat foto baju ihrom terbalik lalu disebarkan.

"Ya itulah pengalaman di Pilpres kemarin. Sampai terakhir kita menang di MK. Alhamdullah Jokowi-JK menjadi presiden dan wakil presiden terpilih," tandasnya. [ian]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA