FFH dan Komunitas Kampus Awasi Pilpres 2014 Dengan Sistem IT

Aplikasi MATAR untuk Pemilu Jujur dan Adil

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ade-mulyana-1'>ADE MULYANA</a>
LAPORAN: ADE MULYANA
  • Minggu, 06 Juli 2014, 21:24 WIB
FFH dan Komunitas Kampus Awasi Pilpres 2014 Dengan Sistem IT
rmol news logo Founding Fathers House (FFH) bersama komunitas kampus beberapa perguruan tinggi siap mengamankan pelaksanaan Pilpres 2014 berlangsung jujur dan adil. Dalam rangka itu, FFH menyebar lebih dari 400 relawan yang berasal dari komunitas kampus ke sejumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk melakukan penelitan sekaligus pengawasan dengan menggunakan teknologi informasi(IT) dengan aplikasi yang diberi nama “Matar” singkatan dari Mata Rakyat.

"FFH dan komunitas kampus akan mengawasi jalannya pemungutan suara di TPS-TPS menggunakan gadget berteknologi tinggi. Dengan aplikasi sistem Matar yang kami ciptakan khusus untuk mengawasijalannya pemungutan suara, maka kecurangan dan data otentik di lapangan dapat diperoleh real time," ungkap Sekjen FFH, Syahrial Nasution, kepada wartawan di Jakarta.

Istilah Matar sendiri berasal dari bahasa sansekerta yang berarti ibu pertiwi. Sementara komunitas kampus yang dilibatkan adalah komunitas dari Universitas Negeri Semarang (Unes), Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Universitas Diponegoro (Undip), Universitas PGRI Semarang, Universitas Stikubank Semarang, Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Universitas Brawijaya (UB) Malang, Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya, Universitas Negeri Surabaya (Unesa), IAIN Sunan Ampel Surabaya, ITS, Universitas Pembangunan Nasional Veteran (UPN) Jatim, dan Universitas Trunojoyo Madura (UTM).

Dijelaskan Syahrial, aplikasi sistem Matar yang diciptakan FFH akan mampu mendata tingkat partisipasi pemilih, merekam aktivitas di TPS, kecenderungan pemilih (exit poll) dan perhitungan quick count. Berbeda dengan sistem pengawasan dan survei yang dilaksanakan manual, aplikasi sistem Matar berbasis GPS dan GPRS. Pendataan responden juga sangat ketat karena menampilkan foto dan sidik jari. Selain itu, aplikasi sistem Matar juga merekam setiap penandatanganan berita acara hasil pemungutan suara oleh petugas TPS, pengawas dan saksi, termasuk merekam jika ada kejadian luar biasa.

"Dengan penandaan GPS dan sistem berjenjang dalam pengiriman data berbasis GSM, diharapkan tidak akan ada manipulasi baik secara metodologi maupun akurasi data," urainya.

Menurut Syahrial, target FFH dan komunitas kampus  melaksanakan penilitian dan pengawasan pemungutan suara Pilpres 2014 berbasiskan IT adalah untuk mengawal kualitas demokrasi agar berlangsung jujur dan adil. Sehingga, keberhasilan penelitian dan pengawasan Pilpres 2014 berbasiskan IT ini dapat mendorong dilaksanakannya e-voting pada Pemilu 2019 mendatang.

"Pemilu di India dimana pemilihnya mencapai 800 juta orang, sudah mampu menggunakan e-voting. Kualitas demokrasi pelaksanaan pemilunya menjadi jauh lebih baik. Jadi, tidak ada alasan di Indonesia tidak dapat dilaksanakan. Dan rakyat jangan lagi harus mendengar ribut-ribut urusan KPU yang selalu dinilai lambat soal pengiriman logistik pemilu setiap lima tahun," demikian Syahrial.


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA