"Siapapun yang terpilih nanti apakah Pak Jokowi ataupun Pak Prabowo, saya akan menyambut dengan penuh kehormatan. Dan bahkan, saya telah merancang sebuah tradisi baru," kata SBY saat mengumpulkan ratusan perwira tinggi TNI dan Polri di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Senin (2/6).
Kata SBY lagi, setelah bersama-sama menghadiri Sidang MPR (Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden 2014-2019) pada 20 Oktober 2014, dia akan bersiap-siap di Istana Negara untuk menyambut presiden baru dengan upacara militer.
"Kami berdua, yang lama dan yang baru,
outgoing dan
incoming leader, akan menerima penghormatan dengan upacara militer. Setelah itu, masuk ke dalam Istana, pamitan dengan perangkat Lembaga Kepresidenan, karena saya harus mengucapkan terima kasih kepada mereka, dan meminta apa yang mereka berikan kepada saya berikan pula kepada presiden baru," terang SBY.
Kalau tradisi ini berjalan, Presiden SBY meyakini akan lahir tradisi baru yang baik dalam transisi kepemimpinan. Tradisi politik itu akan meneduhkan, menentramkan, dan mulia.
"Rakyat akan bersuka-cita melihat pergantian kepemimpinan yang baik seperti itu," kata Presiden SBY.
Acara pengarahan di hadapan perwira tinggi TNI-POLRI yang disebut Presiden SBY sebagai Commander Call itu antara lain dihadiri oleh Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menteri Pertahanan Purnomo Yosgiantoro, Mensesneg Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam, Panglima TNI Jendral Moeldoko, Kepala BIN Marciano Norman, Kapolri dan para Kepala Staf TNI AD, TNI AU, dan TNI AL.
[ald]
BERITA TERKAIT: