"Ini menunjukkan bahwa kualitas survei-survei, dalam hal ini bisa diandalkan kesahihannya. Hasil KPU tentu masih akan digugat oleh berbagai pihak, terutama yang merasa dicurangi. Dan untuk itu, MK yang akan berperan memberi kata putus," kata pakar politik, Muhammad AS Hikam, lewat komentar di halaman
facebook miliknya, beberapa saat lalu (Sabtu, 10/5).
Menjawab apakah Pileg 2014 bisa dikatakan sudah terselenggara dengan baik, menurutnya, jawabannya bisa berbeda-beda. Tapi, dirinya termasuk yang mengatakan sudah baik.
"Bahkan, saya mengatakan lebih baik ketimbang 2009 yang benar-benar acak adul," tegasnya.
Namun kalau soal produk Pileg 2014, berupa wakil-wakil rakyat di DPR, DPD, dan DPRD, Hikam punya pandangan lain yang lebih pesimis. Produk Pileg 2014 itu diprediksinya akan cenderung lebih buruk kualitasnya ketimbang produk Pileg 2009.
"Alasannya, bukan hanya karena caleg dan parpolnya yang tetap
mbelgedhes kualitasnya, tetapi juga karena para rakyat pemilih yang cenderung semakin rendah pemahaman dan komitmennya terhadap demokrasi," ucap ilmuwan politik lulusan Honolulu, Hawai itu.
Ia memotret politik uang cenderung makin masif dan masyarakat yang makin permisif untuk membiarkan praktik haram itu.
"Saya tidak percaya dengan ungkapan 'rakyat kita makin cerdas' dalam bidang memilih caleg. Mungkin kalau maksudnya 'lebih cerdas' dalam bertransaksi, tawar menawar, 'nomor piro wani piro" (NPWP), dan sebangsanya itu, bisa jadi ada benarnya," ujar Hikam.
[ald]
BERITA TERKAIT: